Pameran Keris Peradaban Nusantara di Candi Sukuh

Pameran Keris peradaban Nusantara pertama kalinya digelar di Karanganyar tepatnya di Joglo depan pelataran candi Sukuh, Ngargoyoso Karanganyar.  


Biasanya pameran digelar di ruang atau gedung, kali ini digelar di tempat bersejarah Candi Sukuh yang didalamnya juga terdapat relief seorang empu sedang membuat keris. 

Pameran ini diikuti puluhan kolektor dari berbagai daerah tidak hanya dari Soloraya, namun juga dari Jawa Timur dan Yogyakarta. 

Sebagai salah satu upaya pelestarian budaya. Karena keris merupakan salah satu warisan leluhur Nusantara.

Ada sekitar puluhan keris kuno yang dipamerkan. Bahkan diantaranya  dibuat sebelum era kerajaan Majapahit. 

Ketua DPRD Bagus Selo yang menyempatkan diri hadir dalam acara  tersebut sangat mengapresiasi pameran keris yang digelar di pelataran Candu Sukuh ini.

Menurutnya keris memiliki filosofi yang tinggi. Dengan pameran ini generasi milenial bisa  memahami tentang keris dan makna yang terkandung didalamnya. 

"Sebilah keris itu bukan hanya sebuah hiasan, namun keris juga sebagai  simbol budaya. Mahakarya tinggi leluhur yang harus dijaga kelestariannya," ucap Bagus Selo, Senin (3/10). 

Terpisah Ketua Forum Budaya Mataram, BRM Kusuma Putra sangat mendukung event ini digelar di Candi Sukuh. Sebab dengan pameran ini bisa memperkenalkan keris Nusantara dari masa ke masa.

"Pameran Keris Peradaban Nusantara di kawasan Candi Sukuh adalah langkah yang tepat karena pada pahatan yang ada di dinding Candi Sukuh terdapat relief pembuatan keris," tuturnya. 

Ditambahkan Kusumo, keris, tidak hanya memiliki makna keagungan dari sebuah karya cipta, tetapi lebih dari itu. Beberapa unsur logam menyatu dalam sebuah wujud yang berupa keris. 

"Oleh karena itu kekuatan keris tidak hanya terletak pada bentuk fisiknya saja tapi di dalamnya juga terdapat energi non fisik yang tidak terlihat melebihi kekuatan lahiriahnya,” papar Kusumo.

Kedepannya dia berharap kegiatan tersebut menjadi agenda rutin dan di gelar dengan skala lebih besar lagi dengan dukungan pemerintah. Baik daerah hingga pusat (Kementrian). 

“Karena ini bentuk nguri uri budaya bangsa kita dan menjaga jejak peradaban keris nusantara. Sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat apa itu tosan aji, apa itu keris," pungkasnya.