Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpuska) Kabupaten Batang kembali menggelar Pekan Raya Batang 2022. Even peningkatan literasi berbalut pameran itu kembali terlaksana usai vakum karena pandemi Covid-19.
- Bosan Kebanjiran, Warga Poncol Pekalongan Minta Pemkot Turun Tangan
- Jelang Idul Adha, Stok Hewan Kurban Di Jawa Tengah Melimpah
- Simpan Sabu Di Kasur, Tiga Narapidana Lapas Tegal Ditangkap
Baca Juga
"Harapannya bisa membangkitkan lagi minat baca masyarakat Batang khususnya anak-anak. Meski sudah masuk era digitalisasi namun mencari ilmu melalui buku jangan ditinggalkan," kata Penjabat Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, Kamis (1/9).
Pekan Raya Batang 2022 pada 31 Agustus hingga 6 September mendatang berlokasi di Jalan Veteran Kabupaten Batang. Ada 116 stan penerbit buku dan multi produk seperti edutoys, fashion, handycraft, produk UMKM, dan lainnya.
Kepala Disperpuska Batang, Rakhmat N Fadilah menyebut ada gerakan hibah buku satu orang satu buku pada Pekan Raya Batang 2022. Cakupannya tidak hanya ASN tapi juga masyarakat.
"Buku tersebut nantinya akan disalurkan ke Perpustakaan Desa ataupun Perpustakaan Komunitas yang membutuhkan. Target kami 7 ribu buku," jelasnya.
Salah satu stan dengan variasi produk ekonomi kreatif milik Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dinparpora) menarik perhatian Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki. Ia bahkan menyempatkan diri untuk mampir.
Lani menyeruput segelas bajigur produk pelaku ekonomi kreatif subsektor kuliner dengan branding Ramu Jamu.
Menanggapi hal ini, Kepala Disparpora Kabupaten Batang, Yarsono mengaku akan mendorong peningkatan ekonomi kreatif di Kabupaten Batang.
"Hari ini dalam Pekan Raya Batang 2022, Disparpora tak hanya memamerkan seputar destinasi pariwisata, pemuda, dan olahraga tetapi menghadirkan produk dari para pelaku ekonomi kreatif salah satunya Gaharu. Untuk subsektor kuliner salah satunya yakni Ramu Jamu dari Kecamatan Bandar milik Ginanjar,“ jelas Yarsono.
Lanjut Yarsono menyebutkan, produk ekonomi kreatif lainnya yakni Nala Tea, teh yang dikemas dengan kemasan kekinian dan memiliki varian rasa. Selain itu, ada pula Subsektor Kriya, The Rayap hadir dengan produknya dari kayu dibuat hiasan-hiasan.
Selain itu, ada juga komunitas petani Gaharu yang sedang berkembang di Kabupaten Batang. Komunitas itu turut serta meramaikan stan Dinparpora Batang di Pekan Raya Batang. Jumlah petani Gaharu di Batang sudah mencapai 100an.
Potensi ekonomi pohon gaharu sangat tinggi. Pohon gaharu bisa menghasilkan berbagai produk ekonomi kreatif mulai dari tasbih, teh, kopi, sabun, craft, hingga dupa. Produk itu bisa dilihat di stan.
"Potensi konsumsi produk Gaharu hingga ke luar negeri. Produknya dibutuhkan berbagai negara timur tengah hingga Asia," beber Yarsono.
Untuk meningkatkan potensi ekonomi kreatif, saat ini, komunitas Batang menggandeng tenaga ahli untuk mengolah kayu Gaharu menjadi berbagai produk tersebut.
Tidak hanya memamerkan produk, Komunitas Petani Gaharu Batang juga akan menggelar Talkshow bertema investasi Gaharu. Ahli produk gaharu asal Blitar akan mengisi langsung membahas budidaya hingga pemasaran.
"Mari masyarakat Batang dan sekitarnya ramaikan Pekan Raya Batang 2022 ini. Jangan lupa mampir ke stand kami di sebelah Timur ya," ajak Yarsono.
- Wakapolres Wonogiri: Jadikan HKN Penyegar Dedikasi dan Loyalitas
- Polres Demak Luncurkan Polisi RW Guna Jaga Keamanan Wilayah Jadi Maksimal
- Disdag Targetkan 130 Pedagang Korban Kebakaran Bisa Tempati Relokasi di Kanjengan Minggu Depan