Pelajar SMAN 5 dan SMAN 3 Kota Semarang menggelar aksi menolak tindakan anarkisme. Mereka melakukan aksi damai tersebut di sekolah masing-masing.
- Teken MOU, Semen Gresik Jalin Kerjasama Strategis Bidang Pendidikan dengan Universitas Gadjah Mada
- Tumbuhkan Minat Bidang Pertanian, Mahasiswa Gulirkan Agroschooling Pelajar SD di Kudus
- 172 Muda-Mudi Batang Beradu Kreativitas dalam Jambore Pemuda Kabupaten
Baca Juga
Pelajar SMAN 5 dan SMAN 3 Kota Semarang menggelar aksi menolak tindakan anarkisme. Mereka melakukan aksi damai tersebut di sekolah masing-masing.
Ketua OSIS SMAN 5 Semarang, Muhammad Raffly Adrian P mengatakan, kegiatan yang digelar di halaman sekolah itu dilakukan untuk menghindari aksi atau demo yang anarkis. Ia menyebut sebagai pelajar boleh kritis tetapi tidak anarkis.
"Hari ini kami mengadakan bakti sosial untuk warga yang kurang mampu, di sini kami berniat baik karena kami juga menghindari demo yang anarkis. Kami juga peduli sesama warga SMALA," kata Raffly, Senin (19/10).
Kepala Sekolah SMAN 5 Semarang, Siswanto, mengatakan aksi dari para pelajar itu sangat luar biasa. Selain bakti sosial, mereka juga mendeklarasikan diri sebagai pelajar yang memang tidak suka terlibat dengan demo yang anarkis.
"Mereka meminta izin ke sekolah untuk melakukan aksi bakti sosial dan mereka buktikan. Semoga mereka menginspirasi pelajar lain untuk tidak terlibat tindakan atau kegiatan yang tidak bermanfaat," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua OSIS SMAN 3 Semarang, Latifatul Chairiyah, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan inisiatif para pelajar. Menurutnya, demo-demo yang marak di Kota Semarang saat ini kurang tepat sasaran apabila melibatkan pelajar SMA.
"Kami ingin mengajak seluruh siswa-siswi SMAN 3 Semarang bisa menyampaikan pendapat dan aspirasinya dengan cara yang lebih demokratis, benar dan tidak anarkis seperti yang marak seperti saat ini," kata Latifatul.
Dia berharap pelajar harus lebih bijak lagi dalam memilih platform untuk menyampaikan pendapat. Apalagi sebagai pelajar SMA yang masih di bawah lindungan dan naungan dari Komisi Perlindungan Anak hendaknya lebih berhati-hati.
"Demo saat ini belum menjadi kewajiban dari siswa-siswi SMA. Kita masih memiliki banyak tempat untuk menyalurkan aspirasi, seperti melalui esai atau blog. Demo itu sendiri juga selain kita tidak boleh juga berbahaya bagi siswa-siswi SMA," katanya.
Selain deklarasi cinta damai, aksi juga diwarnai dengan bakti sosial kepada pelajar kurang mampu dan warga sekitar yang terdampak Covid-19.
- Pemkab Grobogan Gak Gercep, Siswa SD Negeri 2 Ketangirejo Ujian Bak 'Anak Tiri'
- Puluhan Guru Ngaji di Blora Ikuti Sertifikasi Metode Ummi
- Wali Kota Semarang Cek PTM Hari Pertama