Pelaku Perjalanan Jadi Penyumbang Bertambahnya Kasus Covid-19 di Semarang

Walikota Semarang, Hendrar Prihadi.
Walikota Semarang, Hendrar Prihadi.

Kasus Covid-19 di Kota Semarang terbilang sangat cepat penyebarannya. Bahkan hingga saat ini kasusnya mencapai 302 kasus, padahal pada bulan Januari jumlah kasusnya terbilang sedikit. Data ini diambil dari website siagacorona.semarangkota.go.id pada Minggu (6/2). Tercatat 256 kasus berasal dari warga ber KTP Semarang dan 46 lainnya dari warga ber KTP luar Semarang.


Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan makin banyaknya kasus yang ada di Kota Semarang sebagian besar disumbang dari para pelaku perjalanan yang masuk ke Kota Semarang. Bahkan disinyalir varian virus yang ada di Kota Semarang adalah Omicron yang memang diketahui lebih cepat penyebarannya dibanding dengan varian sebelumnya, delta.

Hendi, sapaan akrabnya, mengatakan jika pihaknya telah meminta kepada Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk mengirimkan sampel pasien terkonfirmasi untuk di uji whole genome sequence (WGS) nya untuk memastikan apakah benar varian Omicron yang kali ini merebak di Kota Semarang.

"Di dasboard siagacorona dari hari ke hari naiknya cepat, tidak seperti varian delta. Ini harus disikapi, dicermati, disadari. Dugaannya mungkin omicron telah menyebar," kata Hendi, Minggu (6/2).

Tidak dipungkiri jika pelaku perjalanan menduduki peringkat teratas sebagai penyumbang bertambahnya kasus Covid-19 di Kota Semarang. Setelah itu disusul dengan penularan dari area perkantoran, keluarga dan dunia pendidikan.

Hendi menyebut jika varian Omicron cenderung tidak memiliki gejala klinis yang berat seperti Delta, bahkan seringnya pasien yang terpapar tidak memiliki gejala dan meraaa dirinya sehat. "Meskipun sudah mendapatkan vaksin, tapi lupa protokol kesehatan membuat virus ini cepat menyebar," bebernya.

Sekian itu Hendi menghimbau bagi pasien terkonfirmasi sebaiknya melakukan isolasi di tempat isolasi terpusat. Pasalnya jika pasien melakukan isolasi mandiri di rumah, dikhawatirkan akan bisa menularkan ke anggota keluarga yang lain.

"Kalau yang sakit dirumah, pasti akan menulari yang sehat. Jadi harus dibawa ke isolasi terpusat. Saya minta kepala puskesmas untuk bisa berkoordinasi dengan lurah, Polsek, dan Koramil untuk membawa ke isolasi terpusat," paparnya.

Upaya Pemerintah dalam menekan angka Covid-19 semakin melonjak selain terus mengingatkan akan disiplin protokol kesehatan juga terus melakukan percepatan vaksinasi booster atau vaksin tahap kita. Pasalnya hingga saat ini vaksinasi booster masih diangka hampir 10 persen. Hal ini dinilai Hendi masih cukup kecil.

“Saya sudah menegur Kepala Dinkes, namun katanya masih  fokus vaksinasi dosis kedua untuk pelajar. Saya pikir bisa kolaborasi TNI, Polri dengan pemda, bergabung melakukan booster scra masif. Kalau tidak percepatan, ya Covid-19 tidak akan bisa kita tekan," tegasnya. 

Selain itu, hingga saat ini juga masih 72 ribu warga yang belum melakukan vaksin dosis kedua.

Agar bisa dilakukan percepatan, data warga yang belum divaksin rencananya akan  disebar ke kelurahan, kepala puskesmas, koramil, dan polsek agar bisa dijemput untuk melaksanakan vaksinasi.

"Nanti bisa didatangi dan dijemput untuk vaksin. .Nanti juga akan kita pertajam edukasi protokol kesehatan,jika sebelumnya longgar dan santai, saya mnta lebih aktif lagi," pungkasnya.