Pemerintah Diminta Perhatikan Keraton Yang Masih Berdiri

Munculnya keraton-keraton baru belakangan ini membuat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang diwakili oleh putri PB XII, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandasari angkat bicara.


Menurutnya "kebangkitan" keraton baru yang belakangan ini ramai menjadi perbincangan diibaratkan sebagai zombi. Keraton yang dulu sudah tidak ada tiba-tiba muncul dan dihidupkan kembali. Salah satu contohnya adalah Keraton Pajang.

Disebutkan Gusti Wandansari keberadaan Kasultanan Pajang itu terakhir sudah pindah ke Kotagede. Sejarah juga mencatat, kemudian pindah ke Kartosura dan berakhir di kota Sala (Solo).

Beberapa waktu lalu Gusti Wandansari mengaku pernah datang ke petilasan Kasultanan Pajang. Di tempat itu berdekatan dengan bengkel milik Suradi, yang saat ini mengklaim masih keturunan Pajang dan kini melalui yayasan milikinya mendirikan Kasultanan Pajang dengan dirinya sebagai raja bergelar.  

"Saya pernah ke sana  dan di sebelah petilasan ada bengkel milik Suradi. Awalnya akan digunakan untuk wahana wisata tapi belakangan malah dibikin keraton melalui yayasannya," papar ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) tersebut, Jumat (24/1).

Sementara itu Ketua Harian Masyarakat Adat Keraton Nusantara (MAKN,) KPH Eddy Wirabumi juga tegaskan mengatakan sejarah Kasultanan Pajang itu sudah berakhir. Kemunculan keraton baru, termasuk Kasultanan Pajang ini sudah tidak karu-karuan (kacau).

"Apalagi dalam kasus  Pajang (Suradi) menyebut dirinya dinobatkan menjadi Sultan Pajang oleh Kasultanan Demak," imbuhnya.

Menyikapi hal ini, lanjut dia, semestinya pemerintah justru lebih fokus memperhatikan kerajaan yang sudah ada.  

Selama ini maaf ya, sepertinya perhatian pemerintah sangat kurang terhadap keberadaan kerajaan yang masih ada," tegasnya.  

Terpisah, Suradi yang mengklaim masih keturunan dari trah Ki Ageng Turus, yakni saudara sepupu dari Kebo Kanigoro, ayah dari Joko Tingkir, Raja Pertama Keraton Pajang saat ini memiliki gelar Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV. Keraton tersebut berlokasi di Dukuh Sonojiwan, Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.

Awal berdirinya Kraton tersebut jelasnya sempat mendapat beragam penolakan oleh beberapa orang. Namun Suradi beralasan dirinya tidak "menghidupkan" kembali Keraton Pajang. Namun dirinya hanya mendapatkan mandat untuk melestarikan adat dari Keraton Kasultanan Pajang.

"Niatnya hanya untuk nguri-uri budaya saja. Dan saya dapatkan mandat untuk itu (melestarikan budaya). Tidak ada unsur lain. Ini juga dengan dana pribadi, tidak melibatkan pemerintah," pungkasnya.