Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga Sinoeng N Rachmadi meminta agar pemilik produk tidak usah jadi talent iklan karena hasilnya pasti jelek.
- Pemkot Hibahkan Rp13 Miliar untuk KPU Salatiga
- Pembangunan Gapura Digital di Merdeka Selatan Salatiga Esensi Program Tilik Kampung
- SMP Negeri 7 Salatiga Baru Pertama Kali Disambangi Kepala Daerah
Baca Juga
Seluruh pengusaha yang turut sebagai peserta seluruhnya membawa produk masing-masing. Diantaranya pengusaha nasi kebuli, roti bakar, soto, keripik singkong, coklat, kue bawang, onion freshmilk, pudding, olahan sambal gumi, dan berbagai produk lainnya.
Dia berharap produsen betul-betul memperhatikan pangsa pasar. "Jangan pemilik usaha menjadi talent iklan untuk kepentingan pemasaran, karena saya pastikan jadinya jelek. Ketika akan memasarkan produk harus ditentukan target, anak-anak, orang tua, atau semua segmen," ujarnya dalam Pelatihan Digitalisasi Branding, Pemasaran dan Penjualan Pada Kuliner di Aula Laras Asri Resort dan Spa, Senin (29/8).
Ia berkeyakinan, salah satu faktor menentukan dalam penentuan pemilihan talent seperti anak-anak ataukan perempuan.
Ia juga mengingatkan, jika telah menjalankan promosi jangan lupa menjalin kolaborasi.
"Tidak penting apa komunitasnya. Dan tolong selalu bawa kemanapun produk mau arisan, mau reuni pokoknya bawa, karena ini adalah salah satu media promosi yang langsung," paparnya.
Salah satu peserta, Melanie asal dari Perumahan Gunungsari pemilik usaha Mel's Pudding mengaku senang dipilih menjadi bagian dari pelatihan tersebut.
"Usaha saya fokusnya membuat pudding ulang tahun, dan puding tumpeng, dan sekarang sedang belajar puding suntik/puding motif. Belajar otodidak dari YouTube lumayan ribet tantangan baru. Usaha saya mulai sejak tahun 2017, tapi fokus baru satu tahun ini karena dulu fokus momong anak, sekarang usia 4 tahun jadi bisa berbagi waktu," terangnya.
Untuk penjualan saat ini, diakuinya, hanya menerima pesanan pre order saja.
Saat Bulan Ramadhan paling banyak pesanan berupa pudding buah untuk hantaran dan buka puasa.
Terkait omzet, diakui Melanie kisaran Rp1,5 juta perbulan. Tak ditampiknya, kendala pemasaran masih menjadi persoalan dalam pengembangan usahanya.
"Harapannya dengan mengikuti pelatihan ini saya bisa tingkatkan pemasaran sehingga tingkatkan kapasitas produksi," akunya.
- Pemkot Hibahkan Rp13 Miliar untuk KPU Salatiga
- Pembangunan Gapura Digital di Merdeka Selatan Salatiga Esensi Program Tilik Kampung
- SMP Negeri 7 Salatiga Baru Pertama Kali Disambangi Kepala Daerah