Pemkot Belum Memperketat Pintu Masuk ke Semarang

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, pengetatan pintu masuk ke Semarang belum dilakukan menyikapi virus varian baru Omicron masuk ke Indonesia.


"Namun kita siapkan posko terpadu di lima titik perbatasan kota untuk antisipasi apabila diperlukan penyekatan," ungkap Wali Kota Hendi. 

Meski begitu, sejumlah langkah sudah diambil Wali Kota Hendi, seperti melakukan random sampling secara rutin. Random sampling ini dilakukan setiap harinya oleh tenaga kesehatan yang berada di 37 puskesmas di Kota Semarang.

"Kami meminta untuk terus menggenjot capaian vaksinasi hingga di tingkat kelurahan maupun RT/RW," terang dia. 

Dia melanjutkan, mulai pekan depan yakni 21 Desember, vaksinasi anak sudah dimulai untuk anak usia 6-11 tahun. 

"Masyarakat tetap berdisiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, juga terus melakukan edukasi protokol kesehatan di tempat umum dan tempat wisata yang memiliki resiko kerumunan orang," imbau Wali Kota Hendi. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam mengatakan, kemungkinan ada pengetatan arus keluar dan masuk masyarakat baik melalui bandara, terminal dan stasiun. 

Hakam menegaskan, semua pendatang harus mengisi aplikasi Sidatang. Warga yang masuk ke Kota Semarang bisa dipantau oleh petugas kesehatan yang akan dibantu oleh warga sekitar.

"Selain itu  memberlakukan kebijakan pembatasan pelaku perjalanan internasional," tuturnya.

Pihaknya menyampaikan bagi pelaku perjalanan internasional khususnya yang berasal dari negara yang sudah memiliki kasus paparan Omicron, maka wajib melakukan tes PCR maksimal 3x24 jam sebelum keberangkatan. 

"Melakukan tes PCR di hari kedatangan, serta karantina selama 10 hari dengan tes PCR pada hari ke-2 dan ke-9," bebernya.