Masalah stunting di Kota Semarang masih membutuhkan perhatian.
- Mulai Februari, Warga Rembang Bisa Nikmati Pemeriksaan Kesehatan Gratis
- Inovasi Digital Angkat Purbalingga Jadi Kabupaten Terbaik dalam Proyek SPHERES
- Jangan Tidur Setelah Makan Sahur, Ini Resikonya!
Baca Juga
Dari data Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Semarang, ada 3.142 anak yang mengalami stunting.
Sedangkan Kecamatan Semarang Utara menjadi memiliki jumlah anak stunting paling banyak yakni 633 anak. Angka ini disusul Kecamatan Banyumanik sebanyak 330 anak dan Kecamatan Pedurungan sebanyak 314 anak.
Wakil Walikota Semarang, Hevearita G. Rahayu mengaku prihatin karena masih banyak anak stunting di Kota Semarang. Melalui imbauan dari pemerintah pusat, anak stunting harus menjadi perhatian pemerintah dan harus diberikan bantuan untuk menurunkan jumlah anak stunting.
"Pemerintah menganjurkan untuk memberikan bantuan kepada anak-anak stunting. Kami dari Pemkot memberikan bantuan makanan bergizi, dan tim dari kota dan kecamatan juga mendampingi untuk pemberian makanan sesuai gizi agar kondisinya bisa lebih baik," jelas Mbak Ita, sapaan akrabnya saat memberikan bantuan di RT 08 Kelurahan Kebonharjo, Kecamatan Semarang Utara, Minggu (20/6).
Mbak Ita mengatakan, kasus stunting di tiap-tiap kelurahan berbeda-beda penyebabnya. Namun jika di Kelurahan Kebonharjo dikarenakan faktor ekonomi keluarga yang sulit memberikan kecukupan gizi bagi anak-anaknya.
"Di RT 8 kelurahan kebonharjo ini ada kasus anak stunting, jadi ibunya kerja, ASI nya cuma 1 bulan saja jadi anak-anaknya mengalami stunting," ungkapnya.
Meski demikian, dirinya selalu menekankan kepada para orang tua untuk tetap memberikan makanan bergizi pada anak-anak.
"Kalau di Kelurahan Kebonharjo ini faktor penyebab stunting yang utama adalah ekonomi, kalau ditempat lain ada yang penyebabnya pola asuh yang salah, umur pernikahan orang tuanya yang terlalu dini," jelasnya.
Mbak Ita meminta kepada semua puskesmas yang ada di Kota Semarang untuk bisa mendata semua anak stunting atau kurang gizi yang ada diwilayahnya. Dari data tersebut, nantinya Pemkot akan bisa memilah dan mengupayakan bantuan untuk perbaikan gizi anak.
"Masing-masing puskemas akan mendata masing-masing keluarga terkait dengan pemberian makanan sehat untuk anaknya dan setiap bulan saya akan meminta data perkembangan yang mengalami stunting. Nantinya upaya dari kami adalah memberikan pendampingan, lalu memberikan bantuan makanan tambahan untuk anak dan ibunya," tandasnya.
- Sebanyak 81.454 Orang Terlayani Cek Kesehatan Gratis Di Blora
- Vaksinasi Untuk Negeri Dukungan OJK dan IKA UNS
- Ikut Vaksinasi Booster di Polres Purbalingga Dapat Bingkisan Beras