Pengalaman Pertama Penyandang Disabilitas Ikut Lipat Kertas Suara

Tenaga sortir dan pelipatan surat suara Pemilu melibatkan kelompok disabilitas. RMOL Jateng
Tenaga sortir dan pelipatan surat suara Pemilu melibatkan kelompok disabilitas. RMOL Jateng

Rasa penasaran mendorong para penyandang disabilitas turut serta dalam proses sortir dan pelipatan surat suara Pemilu 2024. Hal ini merupakan pengalaman pertama mereka terlibat dalam pesta demokrasi ini.


ri Mulyono (53), seorang disabilitas mengalami cacat kaki mengaku semula diajak untuk menjadi tenaga sortir dan pelipatan surat suara oleh KPU Salatiga.

"Awalnya diminta menjadi tenaga pelipatan sortir oleh kelompok disabilitas. Ya, saya anggota kelompok disabilitas di Salatiga," ungkap Sri Mulyono ditemui di Gudang KPU Salatiga, Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga, Senin (8/1).

Sri Mulyono mengaku, tanpa paksaan ia pun menyambut baik menjadi tenaga sortir dan pelipatan Surat suara.

"Ya dari pada menganggur dan mengisi kekosongan. Yang jelas mau lihat dapat berapa honornya," terang dia.

Sementara, Koordinator dari Kelompok Disabilitas, Weni (28) sempat mengalami kesulitan dalam hal komunikasi saat mengajak para tenaga disabilitas.

"Awalnya memang ketika mengkoordinir para tenaga disabilitas cukup kesulitan, khususnya dalam berkomunikasi," ungkapnya.

Namun dengan memperhatikan gerak bibir saat memberikan penjelasan, para tenaga disabilitas ini akhirnya bisa memahami.

"Kami mengajaknya dengan mereka  melihat gerak bibir kita dan dibantu oleh komunitas. Sebenarnya ada cukup banyak yang menawarkan diri untuk menjadi tenaga pelipat, namun yang lolos hanya ini saja," ujarnya.

Setelah melalui syarat penyaringan tercatat sekitar 7-8 orang tenaga disabilitas dapat melakukan penyortiran serta pelipatan surat suara di KPU Salatiga. Weni dibantu staf KPU harus ekstra untuk bisa memberikan pengarahan tahan demi tahap pelipatan surat suara kepada kelompok disabilitas ini saat memberikan pengarahan.