- UNS Fasilitasi UTBK Ramah Disabilitas, Diikuti 10 Peserta
- Tanggap Darurat, Pelajar SMABAH Ikuti Simulasi Penanganan Kebakaran
- Intens Berlatih, PMR Spensawa Juara Umum COMPARA
Baca Juga
Jakarta - Libur di bulan Ramadan yang diwacanakan Menteri Agama makin menghangat dan mengundang respon beberapa pihak. Salah satu diantaranya adalah Ketua Majelis Ulama (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, Cholil Nafis.
Menurutnya, jika diberlakukan untuk umum memerlukan penyesuaian kurikulum, karena tidak semua siswa adalah muslim. “Tapi tergantung kajian mana yang lebih bermanfaat. Lebih kepada produktivitasnya, bukan liburnya,“ ujarnya.
Cholil mengusulkan agar siswa tetap belajar di sekolah tetapi dengan memperbanyak pengajaran untuk pendidikan karakter dan penguatan spiritualnya.
”Artinya jangan sampai kebijakan yang dibuat nantinya akan menurunkan produktivitas siswa dalam belajar,” kata Cholil.
Lebih lanjut Cholil menyampaikan bahwa belajar sambil puasa perlu dilakukan untuk membangun kebiasaan siswa.
Sementara, Anwar Abbas, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyatakan sepakat dengan libur sekolah selama Ramadan. “Bukan berarti tidak sekolah berhenti belajar dan tidak mendapatkan pendidikan,” kata Anwar, Kamis (02/01).
Anwar meminta agar Kementerian Agama dan sekolah menyiapkan panduan yang jelas untuk dipahami siswa dan orangtua, jika wacana ini diwujudkan. Sehingga program libur Ramadan dapat berarti dan bermakna bukan saja untuk anak dan sekolah, tetapi juga bagi orangtua dan masyarakat.
Sedangkan Ahmad Fahrur Rozi, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), mengharapkan agar pemerintah mengkaji dengan cermat dampak penerapan libur sekolah selama Ramadan.
“Harus diperhitungkan dampak positif dan negatifnya terhadap pendidikan,” ujar Gus Fahrur panggilan akrab Fahrur Rozi.
Gus Fahrur menyampaikan bahwa libur puasa dapat diisi dengan kegiatan praktek keagamaan yang tepat dan terstruktur sehingga mereka menjadi lebih religius, memahami dan menjalankan ibadahnya dengan lebih baik.
“Kegiatan serupa juga dapat diberlakukan bagi siswa yang beragama lain,” imbuhnya.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar sebelumnya menyampaikan wacana sekolah libur sebulan selama Ramadan yang telah diberlakukan khusus Pondok Pesantren.
“Yang terpenting, selama Ramadan adalah waktu untuk peningkatan kualitas ibadah, terlepas dari sekolah libur atau tidak. Keputusannya masih menunggu perkembangan ,” jelas Nasaruddin.
- LDA Keraton Surakarta Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis Untuk Abdi Dalem
- UNS Fasilitasi UTBK Ramah Disabilitas, Diikuti 10 Peserta
- Evakuasi Korban Pendaki Hilang Di Gunung Merbabu Dilakukan Pagi Ini