Bank Indonesia mencatat pertumbuhan harga rumah tipe kecil dan menengah di Jawa Tengah pada triwulan II 2021 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.
- Delapan Ton Beras Digelontorkan Melalui Kios Pandawa Kita di Semarang
- BI dan Perbankan di Jateng Sumbangkan Darah di Hari Pahlawan
- BI Berharap Inflasi Jateng Bulan September Tetap Terkendali
Baca Juga
Hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan II 2021 yang tumbuh sebesar 0,17%, lebih rendah dari triwulan sebelumnya (0,39%).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Pribadi Santoso mengatakan, harga properti pada tipe rumah kecil dan menengah mengalami perlambatan dari masing-masing sebesar 0,69% (qtq) dan 0,33% (qtq) pada triwulan I 2021 menjadi sebesar 0,26% (qtq) dan 0,09% (qtq) pada triwulan II 2021.
"Sedangkan peningkatan harga properti tipe besar cenderung stabil dari 0,16% (qtq) pada triwulan I 2021 menjadi 0,17% (qtq)," kata Pribadi dalam siaran rilisnya, Rabu (1/9).
Secara tahunan, lanjut dia, pertumbuhan IHPR pada triwulan II 2021 terpantau tumbuh terbatas sebesar 0,83% (yoy), yang relatif sama dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 0,80% (yoy).
Menurut Pribadi Santoso, berdasarkan tipenya, pertumbuhan harga properti pada tipe menengah dan besar mengalami perlambatan dari sebelumnya sebesar 0,57% (yoy) dan 0,61% (yoy) menjadi sebesar 0,56% (yoy) dan 0,56% (yoy).
Sementara harga rumah tipe kecil terpantau mengalami peningkatan dari 1,24% (yoy) pada triwulan I 2021 menjadi 1,37% (yoy) pada triwulan II 2021. Peningkatan harga properti residensial relatif terbatas karena pertumbuhan penjualan properti residensial yang terhambat akibat pandemi Covid-19.
Pertumbuhan indeks Harga Properti Residensial pada triwulan III 2021 diperkirakan mengalami perlambatan dibandingkan triwulan II 2021. Hal ini tercermin dari perkiraan pertumbuhan IHPR pada triwulan III 2021 sebesar 0,69% (yoy) lebih rendah dibandingkan dengan realisasi triwulan II 2021 sebesar 0,83% (yoy).
Seluruh tipe rumah diperkirakan mengalami perlambatan baik rumah tipe kecil, menengah, dan besar dari masing-masing sebesar 1,37% (yoy), 0,56% (yoy), dan 0,56% (yoy) pada realisasi triwulan II 2021 menjadi 1,07% (yoy), 0,52% (yoy) dan 0,48% (yoy) pada perkiraan triwulan III 2021.
Ditinjau dari sisi pembiayaan, posisi KPR pada triwulan II 2021 yang disalurkan Bank Umum di Jawa Tengah meningkat dibandingkan triwulan I 2021, dari Rp24,64 triliun menjadi Rp25,13 triliun. Penyaluran KPR pada triwulan laporan tumbuh sebesar 4,62% (yoy) yang meningkat dari triwulan I 2021 sebesar 2,21% (yoy).
Sementara itu, kualitas KPR yang tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) pada triwulan laporan mengalami sedikit peningkatan menjadi sebesar 2,18% (yoy) dibandingkan NPL pada triwulan I 2021 yang tercatat sebesar 1,94% (yoy).
- Delapan Ton Beras Digelontorkan Melalui Kios Pandawa Kita di Semarang
- BI dan Perbankan di Jateng Sumbangkan Darah di Hari Pahlawan
- BI Berharap Inflasi Jateng Bulan September Tetap Terkendali