Sebanyak 22 stand etnis di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menyemarakkan acara 'Pesta Budaya', Jumat (28/07).
- Halal Bihalal Madrasah Miftahul Hidayah
- Wakil Ketua DPRD Kabupaten Semarang Tantang Unnes Mengkonsep Ekologi Desa
- Segera Dipasang, Pipa Resapan di Wilayah Potensi Kekeringan di Semarang
Baca Juga
Kegiatan menonjolkan keberagaman budaya, zebagai representasi Kampus Indonesia Mini.
Ada pun mahasiswa yang tergabung dalam komunitas etnis di UKSW memperkenalkan budaya daerah masing-masing melalui replika rumah adat, pakaian adat, makanan khas, musik dan tarian daerah.
Diselenggarakan di lapangan Sepak Bola UKSW, Pesta Budaya menjadi bagian dari Indonesian International Culture Festival (IICF) 2023 yang merupakan agenda tahunan Senat Mahasiswa Universitas (SMU).
Mengusung tema “Hartakara Buddayah”, Pesta Budaya IICF 2023 disemarakkan dengan Fashion Show busana adat yang ada di Indonesia.
Rangkaian Pesta Budaya resmi dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Pengajaran, Akademik dan Kemahasiswaan (WR PAK) Prof. Dr. Ferdy S. Rondonuwu, S.Pd., M.Sc.
Ferdy S. Rondonuwu menyampaikan kegiatan ini menunjukkan komitmen UKSW untuk tetap menjaga jati diri sebagai universitas Bhinneka Tunggal Ika.
"Dalam kegiatan ini mahasiswa akan menampilkan berbagai hal. Mahasiswa menampilkan beragam makanan khasnya," tuturnya.
Turut membersamai WR PAK, hadir Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Salatiga, Lulu Rusyaningsih, S.Si., yang juga berkesempatan mengelilingi stand.
Lulu Rusyaningsih mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada UKSW yang selalu memberikan inovasi dan kreativitasnya baik di bidang kebudayaan maupun teknologi.
"Kegiatan ini dapat meningkatkan kreativitas bagi mahasiswa. UKSW juga sebagai kampus dengan beragam etnis dapat memberikan kerukunan bagi Kota Salatiga," ungkapnya.
Sementara, Rakhen Hussein Aryo Prabowo selaku ketua panitia, mengatakan kegiatan Fashion Show ini pertama kali diadakan dalam gelaran IICF untuk merayakan keberagaman budaya yang ada di UKSW.
"Fashion Show yang dikemas secara apik dan unik ini diikuti oleh dua puluh dua pasangan etnis peserta IICF. Satu persatu pasangan berlenggak-lenggok dengan gaya anggun dan menawan dalam balutan busana daerahnya," kata Rakhen.
Busana adat yang ditampilkan tersebut antara lain busana adat Papua yakni Koteka, Sali dan Noken, busana adat Kalimantan Barat yakni King Baba dan King Bibinge, busana adat Jawa yaitu Kebaya dan busana adat Nias yakni Orobu dan Oholu.
- Kerjasama Dalam Bidang Pendidikan, Umuka Solo Tandatangani MoU Dengan Pemkab Sumbawa
- Usai Dilantik Jadi Rektor Unisbank, Safik Ingin Perluas Kerjasama
- Cuaca Ekstrem, Ribuan Porsi MBG Tetap Terdistribusi