Petugas di TPS 10 Dusun Pateran, Desa Patemon, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang mengenakan baju adat/ tradisional Rodat.
menjadi daya tarik pemilik suara untuk 'nyoblos', Minggu (30/10).
- Airpres Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Capres 2024
- Viral Video 'Mawar' Gabung PSI, Gibran Meragukan Itu Adalah Kaesang
- Muscab PPP Batang, Ketua DPC Tegaskan Usung Kembali Wihaji-Suyono di Pilkada 2024
Baca Juga
Ya, hari ini sejak pagi rakyat di seluruh Desa di Kabupaten Semarang menggelar Pilkades serentak.
Nama Rodat berasal dari Bahasa Arab dari kata Rodda yang artinya bolak-balik. Para penari itu memang selalu bolak-balik dalam menggerakkan tangan, badan serta anggota tubuh lainnya.
Kesenian Rodat merupakan salah satu kesenian tradisional di kalangan umat Islam. Kesenian ini berkembang seiring dengan tradisi memperingati Maulid Nabi di kalangan umat Islam. Tarian yang dilakukan para Rodat sarat filosofi tersendiri, tidak hanya asal menari.
"Kami memiliki kebudayaan yang turun temurun yakni Tarian Rodat. Sebagai upaya melestarikan dan 'nguri-uri' budaya Jawa, petugas TPS 10 Dusun Pateran, Desa Patemon, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang menelorkan ide mengapa tidak mengunakan baju adat Rodat," kata Ketua Panitia Pilkades tingkat Desa Plumbon Budi Santoso S. Sos., kepada RMOLJateng ditemui di area pencoblosan, Minggu (30/10).
Ia menerangkan, di Desa Plumbon, Kecamatan Suruh sendiri terdapat 13 TPS/ Dusun. Mengusung empat calon, semuanya merupakan wajah baru di TPS 10 Dusun Pateran terdapat 411 pemilih.
Sedangkan total pemilih di 13 dusun di Desa Patemon sebanyak 560 jiwa.
"Alhamdulillah, pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak di Kecamatan Suruh ini berjalan dengan lancar, damai dan menghasilkan pemimpin desa yang berpihak kepada masyarakat. Terkhusus bagi Desa Plumbon, siapapun Kepala Desa terpilih nantinya semoga bisa mengoptimalkan pembangunan di desa Plumbon," ujarnya.
Sebelumnya, berbagai upaya mencegah kecurangan (sogok menyogok/ surat suara sudah tercoblos/politik hitam) sehingga meminimalisir kecurigaan warga Desa Plumbon dalam pemilihan ini sehingga menyebabkan pemilihan menjadi 'kelam' diakui Budi, panitia bersifat independen dan profesional.
"Surat suara kita beri pengaman sehingga tidak bisa didublikasi. Jika ada yang berani mendublikasi pasti akan ketahuan," tegasnya.
Selain itu, ia pun selaku panitia tingkat desa 'mewanti-wanti' kepada seluruh warga desa untuk ikut mengawasi KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) dalam menjalankan tugasnya.
"Panitia Pilkades Plumbon Kecamatan Suruh dan Panwas berkomitmen tidak mengambil honor sebelum Pilkades selesai dengan baik dan lancar," pungkasnya.
Sementara, dari pantauan RMOLJateng terdapat empat nama yang akan berlaga mencalonkan diri sebagai Kades Plumbon. Para warga yang telah lanjut usia serta berkebutuhan khusus mendapatkan prioritas oleh panitia di TPS.
Sebelumnya, Bupati Semarang Ngesti Nugraha menandaskan pihak keamanan dan Pemda Kabupaten Semarang siap dengan sarana dan prasarana untuk menjamin keamanan selama Pilkades berlangsung.
Ia menerangkan, hampir seluruh wilayah Kabupaten Semarang melaksanakan kegiatan Pilkades kali ini.
Tercatat, nantinya ada 181 TPS yang tersebar di 24 Desa yang ada di 14 Kecamatan.
"Ada pun jumlah pemilih 83.135 orang serta peserta calon kepala desa 71 orang," ungkap Ngesti Nugraha.
- Masa Tenang, Bawaslu Tertibkan APK Serentak di Seluruh Kabupaten dan Kota
- MA Tolak PKS, Fahri: Ini Sudah Inkrah
- Pemilu dan Valentine's Day: Polwan Polres Salatiga Bagi-Bagi Coklat