Pilih Mundur dari ASN, Bima-Mujab Maju di Pilbup Tegal 2024, Tolak Kotak Kosong

Pasangan Bima EKa Sakti - Syaeful Mujab mendaftarkan diri maju Pilbu Tegal 2024 ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU). IST
Pasangan Bima EKa Sakti - Syaeful Mujab mendaftarkan diri maju Pilbu Tegal 2024 ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU). IST

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Tegal 2024 nyaris melawan kotak kosong tanpa putusan Mahkamah Konstitusi no 60 dan 70 tahun 2024. Pada menit akhir, pasangan Bima EKa Sakti - Syaeful Mujab mendaftarkan diri maju Pilbu Tegal 2024 ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU).


Bima - Mujab diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang punya 10 kursi parlemen. PDI Perjuangan jadi satu-satunya partai yang mengusung pasangan calon Bupati - Wakil Bupati Tegal itu.

Mereka tiba di KPU Kabupaten Tegal pada Kamis malam, 29 Agustus 2024, diiringi oleh ratusan pendukung setia serta jajaran pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Tegal dan anggota DPRD dari fraksi yang sama.

"Ini adalah langkah awal kami untuk mewujudkan Kabupaten Tegal yang lebih maju dan sejahtera. Kami berterima kasih kepada PDI Perjuangan yang telah memberikan kepercayaan dan mandat kepada kami untuk maju dalam Pilkada 2024," ujar Bima, Jumat (30/8).

Bima Eka Sakti saat ini berusia 32 tahun, sedangkan Muhammad Syaeful Mujab kelahiran Tegal, 22 Oktober 1995 atau masih berusia 29 tahun

Bima memastikan berkas administrasi pendaftaran telah diunggah melalui aplikasi Silon (Sistem Informasi Pencalonan), dan pihak KPU telah menyatakan kelengkapannya. 

"Kami memastikan semua berkas telah sesuai dengan ketentuan dan diterima dengan baik oleh KPU. Langkah selanjutnya adalah fokus pada kampanye dan menggalang dukungan dari masyarakat," kata Bima optimis.

Dalam menghadapi Pilkada 2024, Bima dan Mujab berencana menjalankan strategi kampanye yang langsung menyentuh akar rumput. Mereka akan berkeliling ke 18 kecamatan dan desa-desa di Kabupaten Tegal untuk mendengarkan langsung aspirasi masyarakat. 

"Kami tidak hanya ingin menjadi pemimpin yang dilihat dari kejauhan. Kami akan turun langsung, mendengar keluh kesah masyarakat, dan berusaha mewujudkan apa yang menjadi keinginan mereka," ungkap Bima dengan penuh semangat.

Salah satu hal menarik dari pencalonan Bima-Mujab adalah slogan mereka yang cukup provokatif, "Kabupaten Tegal Lawan Kotak Kosong." Slogan ini mencerminkan semangat untuk tidak memberikan ruang bagi ketidakpastian dalam kepemimpinan daerah. 

Bima menyebut bahwa semua partai besar telah memberikan dukungan kepada pasangan calon lain, namun ia tetap yakin dengan kekuatan PDI Perjuangan dan dukungan masyarakat.

"Sejak 2016, saya sudah dekat dengan PDI Perjuangan, dan saya tahu betul bahwa partai ini memilih calon bukan hanya dari isi tasnya, tapi dari isi kepala dan hatinya. Kami yakin bisa membawa perubahan yang lebih baik untuk Kabupaten Tegal," tegas Bima.

Bima juga mengungkapkan bahwa dirinya dan Mujab mendapatkan mandat langsung dari DPP PDI Perjuangan. Mandat ini ditandatangani oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Hasto Kristiyanto, yang menunjuk mereka sebagai calon resmi untuk Pilkada Kabupaten Tegal.

"Mandat ini adalah tanggung jawab besar yang akan kami emban dengan sebaik-baiknya. Kami siap untuk bekerja keras demi Kabupaten Tegal yang lebih baik," ujarnya.

Sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), Bima telah mengambil keputusan penting untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Keputusan ini diambil sebagai bentuk komitmen totalnya dalam mengikuti Pilkada 2024.

"Saya sudah mengundurkan diri, ini adalah konsekuensi yang sudah saya pertimbangkan dengan matang. Ini adalah langkah yang perlu diambil untuk fokus pada perjuangan di Pilkada," jelas Bima.

Menariknya, Bima juga sempat berterima kasih kepada Muhammad Mumin, yang menjadi rekannya saat hendak maju melalui jalur independen. Ia mengakui bahwa proses pencalonan melalui jalur independen memberinya banyak pelajaran berharga, termasuk bagaimana ia akhirnya dipertimbangkan oleh PDI Perjuangan.

"Saya sangat berterima kasih kepada semua yang mendukung kami sejak awal. Proses ini telah membuka banyak mata, bahwa PDI Perjuangan memilih calon bukan hanya dari kekayaan, tetapi dari integritas dan visi yang kuat," tutup Bima.