Pilus Harap Takbir Keliling Bisa Diadakan Meski dengan Berbagai Pembatasan

Momen Lebaran atau Idul Fitri rasanya memang tidak lengkap dengan kemeriahan atau euforia di malam takbiran dengan kegiatan takbir keliling. 


Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman menghimbau kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dan Polrestabes Semarang untuk tetap memperbolehkan kegiatan takbir keliling seperti sebelum masa pandemi. 

Pasalnya, momen takbir keliling menjadi saat-saat puncak perayaan Idul Fitri yang dinantikan baik tua maupun muda. 

Kemeriahan takbir keliling dianggap menjadi kerinduan tersendiri setelah hampir tiga tahun diterpa pandemi yang membuat segala kegiatan harus dibatasi.

“Momen Lebaran ini adalah yang paling di tunggu-tunggu dan anak sekarang nyaris tidak ada yang menanyakan kapan dibelikan baju Lebaran tapi mereka justru ingin melihat pawai atau takbir keliling,” ungkap Pilus, sapaan akrabnya, Selasa (11/4).

Pihaknya meminta kepada Kapolrestabes Semarang untuk tetap mengizinkan adanya takbir keliling meski dengan beberapa ketentuan khusus atau pembatasan. 

Pilus menyampaikan jika takbir keliling ditiadakan pada momen Lebaran tahun ini, ditakutkan mereka yang sudah mempersiapkan takbiran keliling justru mengadakan kegiatan tersebut secara diam-diam dan malah membahayakan banyak pihak.

“Saya sampaikan ke Kapolres kalau seyogyanya tidak dilarang tapi diperketat saja. Mereka sudah mempersiapkan kalau dilarang nanti malah diam-diam malah tidak baik,” bebernya.

Pilus mengusulkan untuk takbiran keliling lengkap dengan tata cara dan ketentuannya bisa saja diatur dalam peraturan walikota (Perwal). 

Harapannya dnegan diizinkannya kegiatan takbir keliling maka akan bisa menunjukkan kreativitas dan kearifan lokal budaya wilayah setempat.

“Jangan sampai tidak diizinkan tapi saat diizinkan jangan sampai mengganggu lalu lintas dan pengguna jalan lain. Tujuannya tradisi tetap berjalan. Kan biasanya juga dikampung-kampung,” tandasnya.