PKS Tetap Pilih Pemilu Bersistem Proporsional Terbuka

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan tetap memilih sistem proporsional terbuka dalam pelaksanaan pemilihan legislatif (pileg) 2024.


"Kami tetap memilih proporsional terbuka, kalau tertutup itu jahat sebenarnya secara teori," kata Dewan Pakar DPP PKS Rizal Bawazier di Pendopo Kaoeman, Kabupaten Batang, saat media gathering, Sabtu (7/1).

Ia menyebut, dengan sistem proporsional tertutup itu maka caleg tidak akan dikenal. Tidak perlu sosialisasi hingga rakyat pun tidak tahu.

Dalam sistem proporsional tertutup pemilih hanya memilih partai politik. Kemudian setelah perolehan suara dihitung, maka penetapan calon terpilih ditentukan berdasarkan nomor urut.

"Cuma satu fraksi yang maunya tertutup," tuturnya.

Baginya, sistem proporsional terbuka lebih bisa dipertanggungjawabkan. Sebab, caleg harus terjun langsung ke masyarakat agar dikenal.

Di sisi lain, RB, sapaan akrabnya, juga mengakui bahwa pekerjaan rumah terbesar proporsional terbuka adalah politik uang. Peran media, menurutnya, sangat vital untuk mereduksi politik uang.

"Butuh dukungan media massa sebagai corong masyarakat untuk stop money politik. Jangan lakukan itu lagi," ucapnya.

Ia menyebutkan, ada beberapa pemilihan kepala desa yang tidak menggunakan politik uang. Baginya hal itu bisa terwujud karena proporsi wilayah dan ada penggeraknya.

Rizal menyatakan, gerakan kecil itu bisa jadi inspirasi daerah lain untuk melakukan hal sama. Dia mengatakan, gerakan itu bergerak ke ranah yang lebih besar.

“Maka harapannya para insan jurnalis sebagai pelopor corong masyarakat untuk terus beritakan dan edukasi ke masyarakat. Jangan hanya uang 100 ribu atau 200 ribu akan menyesal lima tahun," ucapnya.

RB menyatakan, meski tidak bisa sepenuhnya hilang tetap harus ada yang memulai.