PMK Menyebar, Jual Beli Ternak Saat Pasaran 'PON' Sepi

Aktivitas jual beli di pasar hewan sebelum PMK merebak. Dian Tanti/RMOLJateng
Aktivitas jual beli di pasar hewan sebelum PMK merebak. Dian Tanti/RMOLJateng

Merebaknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) juga berdampak pada peternak dan pedagang di Karanganyar. Dimana ada penurunan baik penjualan maupun pasokan ternak.


Biasanya setiap hari pasaran 'PON' dalam kalender Jawa, kondisi Pasar Hewan ramai dipenuhi pedagang sapi dan kambing. Namun khusus hari ini jumlah ternak yang dijual hanya sekitar 30 ternak. Biasanya mencapai 100 hingga 150 ekor.

Salah satu peternak sapi asal Mojogedang, Karanganyar, Parno sebut maraknya pemberitaan kasus PMK, para peternak enggan membawa ternak sapinya ke pasar hewan. 

Mereka memilih menyimpan ternak dikandang akibat takut akan resiko terpapar penyakit PMK. Jika memang ada pembeli, langsung datang ke rumah. Kondisi seperti itu sudah berlangsung sekitar 20 hari lalu. 

"Peternak pada gak berani, ya gak berani jual, gak berani beli. Jualnya dirumah saja, gak berani bawa ke sini," imbuhnya. 

Saat ini lanjut Parno, kondisi harga ternak di pasar hewan saat ini turun drastis. Bahkan penurunan harga ternak bisa mencapai 4 hingga 5 juta rupiah. 

"Biasanya bisa jual 20 juta, ya sekarang cuman bisa 15 sampek 16 juta. Turunnya ya 5 juataan," lanjutnya  

Untuk itu dirinya juga peternak lain sangat berharap pemerintah segera melakukan tindakan pencegahan melalui program vaksinasi maupun desinfektan agar kondisi pasar dapat kembali pulih seperti sedia kala. 

"Pemerintah harus turun tangan, apa itu harus vaksin atau gimana. Kalo tidak turun tangan bisa hancur semua, ekonomi petani melemah," pungkasnya.