Polisi Berhasil Kantongi Identitas Pelaku Penembakan Kereta Bawah Tanah di New York

Situasi penembakan di kereta bawah tanah. Dok AP
Situasi penembakan di kereta bawah tanah. Dok AP

Kepolisian kota New York Amerika Serikat telah berhasil mengantongi nama pelaku penembakan di kereta bawah tanah yang terjadi pada Selasa (12/4) waktu setempat di Brooklyn.


Polisi merilis foto seorang laki-laki yang bernama Frank James dan meminta masyarakat untuk segera menghubungi kepolisian jika mengetahui keberadaan orang tersebut.

Saat melancarkan aksinya, pria bersenjata tersebut mengenakan masker lalu meledakkan bom asap dan menembak 10 orang yang memicu kepanikan di tengah padatnya situasi kereta. Menurut polisi, tersangka menembak sebanyak 33 kali.

Menurut anggota pemadam kebakaran, dua puluh sembilan korban luka ringan dilarikan ke rumah sakit Brooklyn dan lima orang yang terluka parah sudah cukup stabil kondisinya.

"Penembakan itu terjadi sekitar pukul 08:30 waktu setempat, di sebuah kereta dengan tujuan Manhattan," terang Komisaris Polisi kota New York, Keechant Sewell, dikutip dari abc news. 

Menurut seorang anggota polisi, tersangka terlihat mondar-mandir, lalu mengenakan masker, melemparkan bom asap yang dibeli secara online dan kemudian melepaskan tembakan dengan pistol kaliber 380.

"Tapi pistolnya macet saat penembakan," ujar anggota polisi.

Penyelidik menemukan pistol, tiga extended magazine, kapak, bensin, empat bom asap dan petasan. "Tapi pistol itu bukan hasil curian," kata polisi.

Menurut polisi, sebuah kunci mobil dan kartu kredit tersangka juga ditemukan di tempat kejadian perkara. Polisi mengatakan bahwa kartu tersebut digunakan untuk menyewa U-Haul (mobil untuk pindahan).

Polisi kemudian menemukan sebuah mobil di Gravesend, Brooklyn, pada hari yang sama, kira-kira 8 kilometer dari stasiun kereta bawah tanah. Petugas bergegas melakukan menyelidiki untuk mencari tahu keterkaitan mobil tersebut ada hubungannya dengan tersangka.

Polisi mengatakan bahwa James menyewa mobil di Philadelphia. Saat ini, kepolisian masih terus mengumpulkan petunjuk tentang tersangka penembak.

"Saat ini, kami masih belum tahu motif tersangka. Yang jelas tersangka naik kereta dan berniat melakukan kekerasan," kata komisaris polisi Keechant Sewell. 

Wali Kota New York Eric Adams mengatakan bahwa polisi masih terus bekerja keras untuk memperoleh bukti dan petunjuk sebanyak mungkin.

"Kami harap bukti yang sudah dikumpulkan bisa terjaga dengan aman dan bisa membantu kami menangkap tersangka," katanya.

Menurut seorang anggota polisi, CCTV di daerah stasiun tersebut tidak bekerja dengan baik, kamera yang menghadap ke pintu utama tidak bisa menampilkan gambar secara real-time karena ada kerusakan. CCTV di area sebelum dan sesudah stasiun juga mengalami kerusakan.

Saat ini polisi sedang menyelidiki kronologi kerusakan itu bisa terjadi.

Untungnya polisi bisa mendapatkan gambar tersangka dari video yang direkam oleh seorang warga.

Yav Montano, 24, yang berada di TKP mengatakan bahwa seluruh gerbong tiba-tiba dipenuhi asap.

"Saya tidak bisa bernafas dan tidak bisa melihat sekitar karena asapnya sangat tebal. Semua orang panik." katanya.

"Waktu asapnya sudah mulai hilang, tiba-tiba ada ledakan. Awalnya saya pikir itu petasan. Saya tiarap di belakang kursi untuk berlindung," kata dia. 

Dari posisi dirinya tiarap, Montano berkata, "Saya melihat banyak darah di lantai."

Montano mengatakan pintu gerbong dibuka sekitar tiga hingga empat menit kemudian. "Begitu pintu terbuka, semua orang mulai lari berhamburan keluar."

Polisi juga menemukan beberapa bom asap dan sekantong petasan di lokasi tempat kejadian perkara. 

Sewell mengatakan motif tersangka masih belum diketahui. Awalnya penembakan itu tidak dianggap sebagai tindakan terorisme, namun polisi tidak menutup kemungkinan adanya motif tersebut.

Sewell menjelaskan bahwa tersangka mengenakan rompi konstruksi warna hijau dan jaket abu-abu. Tersangka cukup berisi dan tingginya sekitar 1,65 meter.

Seorang pekerja toko di luar stasiun mengatakan sekitar 10 hingga 15 orang berlari ke tokonya untuk menyelamatkan diri.

"Suasannya mengerikan," katanya.

"Saya melihat tiga atau empat orang dengan luka tembak di kaki mereka. Mereka jatuh terkapar sebelum polisi datang... Tapi setelah itu mereka langsung dilarikan ke rumah sakit.  Semua orang ketakutan," katanya.

Seorang pimpinan kepolisian menyatakan keprihatinannya terkait penembakan ini. "Penembakan ini sudah jelas direncanakan dan tersangka memang berniat untuk membunuh orang-orang di jam sibuk berangkat kerja," kata dia. 

Pihak Gedung Putih juga mengatakan bahwa Presiden Joe Biden, Wakil Presiden Kamala Harris, Jaksa Agung Merrick Garland dan Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas telah diberitahu tentang situasi tersebut.

Presiden Joe Biden mengatakan bahwa dia turut prihatin kepada korban yang terluka dan orang-orang yang trauma karena kejadian ini.

"Yang jelas kami berterima kasih untuk semua petugas, termasuk warga yang saling membantu saat kejadian," kata Biden.

Seorang fotografer bernama Derek French dan dua orang lainnya yang berada di gerbong ketika penembakan terjadi dengan sigap melakukan pertolongan pertama pada korban yang terluka.

"Saat melihat genangan darah dari salah satu korban, saya langsung melakukan pertolongan pertama," kata French yang sudah pernah berlatih dengan Palang Merah.

"Tanpa pikir panjang, saya langsung menolong korban," katanya.

Selain dari kepolisian setempat, anggota FBI dan ATF juga terlihat berada di TKP.

Paska kejadian tersebut, Gubernur New York Kathy Hochul mengunjungi korban yang dirawat di Rumah Sakit Maimondes.

"Salah satu korban adalah seorang siswa berusia 18 tahun yang saat itu sedang dalam perjalanan ke sekolah. Saat ini dia sedang menunggu operasi," kata Kathy Hochul.  

"Kondisinya sudah membaik, ibu dan neneknya ada di sana untuk menemani," kata Hochul.