Ponpes Jadi Penangkal Utama Radikalisme

Divisi Humas Mabes Polri menggelar kunjungan ke Pondok Pesantren Langgar Wali Kabupaten Demak. Selain silaturahmi, kunjungan tersebut menggelar diskusi terkait kontra radikalisme di Indonesia.


Divisi Humas Mabes Polri menggelar kunjungan ke Pondok Pesantren Langgar Wali Kabupaten Demak. Selain silaturahmi, kunjungan tersebut menggelar diskusi terkait kontra radikalisme di Indonesia.

Pascaaksi teror yang terjadi di Gereja Katedral Makasar dan Markas Besar Polri, puluhan terduga teroris berhasil diringkus tim densus 88 di sejumlah daerah.

Untuk menjaga kondusifitas, Divisi Humas Mabes Polri, menggelar diskusi kontra radikalisme di Pondok Pesantren Langgar Wali, di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Kamis (22/4) siang.

Diskusi yang melibatkan pengurus dan santri pondok pesantren tersebut, bertujuan meluruskan ajaran kelompok aliran radikal yang salah.

Pengurus MUI Pusat, Ustad Najib Al Romadhon, mengatakan bahwa saat ini Pondok Pesantren berperan penting dalam menangkal menjalarnya akar kelompok radikalisme di Indonesia.

"Pondok pesantren harus jadi vaksin untuk aliran aliran yang menyimpang melalui ahlul sunah wal jamaah. Dengan tujuan untuk meluruskan aliran yang menyimpang atau aliran radikal," ujar Ustad Najib.

Ustad Najib menambahkan, jika dalam pondok pesantren, Kelompok Radikal ini disebut Kelompok Khowaridj.

"Penangkal paling ampuh saat ini yakni para kiai, para ulama. Mereka inilah yang bisa memberikan ajaran yang benar. Karena mereka mengetahui persis ajaran islam yang sebenarnya," tambah Ustad.

Kepala Bagian Penerangan Umum dan Masyarakat Div Humas Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memerangi kelompok radikalisme di Indonesia.

Rangkaian aksi teror yang terjadi menjadi bukti bahwa para pelaku ini keliru dan salah jalan yang mereka anggap sebagai jihad.

"Kita berharap pondok pesantren terus bersama negara dalam memerangi paham radikal," kata Ramadhan.[sth]