Seluruh pasar hewan di Kabupaten Grobogan ditutup per Rabu (25/5/2022) hari ini. Penutupan itu menyusul ditemukannya kasus positif Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dalam skrining yang dilakukan pekan lalu.
- PDI-P Gerilya Bagikan Delapan Ton Asupan Gizi Merata di Salatiga
- Totalitas Layanan, Polres Sukoharjo Antar-Jemput Anak Difabel untuk Divaksin
- Kunjungi Semarang, Ma'ruf Amin Apresiasi Pelayanan di RSUD KRMT Wongsonegoro
Baca Juga
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Grobogan Riyanto menerangkan, untuk pasar Ketitang di Kecamatan Godong ditutup selama tiga pekan. Sedangkan, pasar Kunden di Kecamatan Wirosari dan pasar Kalongan di Kecamatan Purwodadi ditutup dua pekan.
“Penutupan selama dua pekan dan tiga pekan. Tapi apabila kasusnya berkembang, penutupan akan dilanjutkan,” paparnya, Jumat (27/5/2022).
Tiga pasar hewan lain di Kabupaten Grobogan yang lebih kecil juga ditutup sementara. Ketiganya yakni pasar hewan Sulursari Kecamatan Gabus, kemudian di Kecamatan Grobogan, dan di Tuko Kecamatan Pulokulon.
Riyanto mengatakan, penutupan tersebut menyusul ditemukannya kasus positif PMK. Dari hasil laboratorium yang keluar pada Senin (23/5/2022) lalu, terdapat lima kasus positif PMK. Rinciannya, tiga pada kambing dan dua pada sapi.
“Dari pengawasan lalu lintas hewan yang kami lakukan pada Jumat (20/5/2022) lalu, hasil lab keluar hari Senin. Ada 13 sampel yang kami kirimkan, 10 kambing dan tiga sapi. Tiga kambing dan dua sapi positif PMK,” tambahnya.
Dia pun meminta kepada masyarakat, khususnya peternak untuk melaporkan kepada dinas yang dipimpinnya dan instansi terkait apabila menemukan hewan ternak dengan ciri-ciri PMK. Yakni luka-luka di moncong, bibir, lidah, dan gusi serta panas dengan suhu hingga 41-42 derajat.
“Kalau sudah banyak luka begitu kan biasanya tidak doyan makan dan akan pincang tidak bisa berdiri. Masyarakat silakan lapor ke kami, nanti akan diberi penanganan,” imbuhnya.
Lebih lanjut Riyanto menyatakan, seluruh hewan yang memiliki ciri-ciri PMK akan diperlakukan sebagai positif PMK. Sebab, biaya tes di laboratorium mahal, sehingga lebih efektif dengan cara demikian.
- Kader PKK 17 Desa di Rembang Jadi Pilot Project Unicef
- MTCC UNIMMA Dorong Percepatan Implementasi KTR di Purworejo
- Pemerintah Terapkan Syarat Sertifikat Vaksin, Puan: Cakupan Vaksinasi Wajib Diperluas