Potret Pendidikan Warga Kalitengah Grobogan

Anak-anak di Dusun Kalitengah, Desa Rejosari, Kradenan, Grobogan, harus telan kepahitan saat berangkat sekolah. Jalan ditempuh cukup memprihatinkan.


Setiap hari mereka harus melintasi hutan dengan kondisi jalan becek dan licin terlebih saat musim hujan. 

"Setiap hari kami jalan kaki ke sekolah bersama teman-teman. Kami harus melewati hutan dengan jalan yang rusak dan licin," kata Rahayu Mulyani, siswi SMP Negeri 3 Gabus, Kamis (7/3). 

Bersama dengan teman-temannya, ia harus menempuh perjalanan sejauh tiga kilometer untuk mendapatkan ilmu pengetahuan di bangku sekolah. Mereka harus melewati jalan kampung rusak dan menyusuri kawasan hutan. 

"Harus bareng teman, dorong-dorongan motor. Motornya harus diangkat, pokoknya sulit. Pernah jatuh juga," ujarnya. 

Hal senada diutarakan, Said, siswa kelas 8 SMP Negeri 3 Gabus, saat musim hujan, jalan nyaris tak bisa dilewati dengan sepeda motor. Ia bersama teman-temannya terpaksa jalan kaki menuju sekolah tanpa alas kaki. 

"Sepatu saya lepas. Biasa cuci kaki di masjid dulu sebelum masuk ke sekolah," ungkapnya. 

Ia bersama teman-temannya pun berharap agar pemerintah desa maupun kabupaten bisa membangun akses jalan agar bisa lebih nyaman untuk berangkat ke sekolah. 

"Kami mohon kiranya pemerintah bisa membuat jalan yang baik agar kami lebih aman ke sekolah," harapnya. 

Marmi(45), salah satu orang tua siswa, warga Dusun Kalitengah, Desa Rejosari mengaku sejak kecil hingga punya  cucu, akses jalan di kampungnya tak pernah bagus. Ia takut membawa sepeda motor karena kondisi jalan rusak. 

"Saya terpaksa menjemput anak yang duduk di kelas 3 SD Negeri 1 Keyongan dengan jalan kaki. Saat habis hujan terpaksa saya gendong, agar tidak kotor," katanya. 

Ia menambahkan, warga memilih menyekolahkan anaknya di Desa Keyongan, Kecamatan Gabus karena jaraknya lebih dekat. 

"Jalan ke Desa Rejosari sangat jauh, kondisinya juga jelek. Buruknya akses jalan ini sudah terjadi sejak puluhan tahun. Jalan ini merupakan satu-satunya akses keluar masuk desa," katanya.

Kondisi jalan rusak juga menyulitkan warga desa hendak melahirkan. Warga harus mengangkatnya menggunakan tandu. 

"Pokoknya susah, orang sakit atau melahirkan harus diantar menggunakan tandu. Kemarin anak saya pas mau melahirkan juga," ujarnya. 

Kades Keyongan, Budi Hartono menjelaskan, pihaknya sudah berusaha memperbaiki akses jalan dengan makadam sepanjang kurang lebih 500 meter.

"Yang masuk wilayah Desa Keyongan sudah saya makadam. Itu jalan hutan terus motong petak. Kemarin sudah saya beri Jalan Usaha Tani, masuk hutan dimarahi mantri hutan, " ungkapnya.