Presiden Prancis Kecewa Pemberitaan Soal Donald Trump

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengaku kecewa dan menyayangkan cara jaringan sosial memberangus Donald Trump di ujung kepemimpinannya sebagai presiden Amerika Serikat.


Presiden Prancis Emmanuel Macron mengaku kecewa dan menyayangkan cara jaringan sosial memberangus Donald Trump di ujung kepemimpinannya sebagai presiden Amerika Serikat.

Dalam sebuah obrolan bersama para sarjana yang dirilis oleh lembaga think tank Atlantic Council pada Kamis (4/2) waktu setempat, Macron mengungkapkan keprihatinan dan kekesalannya. Hal ini seperti dilansir dari Kantor Berita RMOL.

Macron mengomentari, beberapa saluran media sosial yang selama ini menjadi corong bagi Trump dan para pendukungnya mengekspresikan diri, tiba-tiba berbalik arah dan menutup semua salurannya. Pemblokiran itu dianggapnya sebagai tindakan tidak layak.

Pada saat mereka yakin bahwa dia (Trump) tidak akan memegang kekuasaan lagi, platform yang sebelumnya membantunya bersuara dan didengarkan, tiba-tiba sekarang menutup mikrofon dan mematikan semua platform yang memungkinkan dirinya dan pendukungnya mengekspresikan diri,†kata Macron, seperti dikutip dari AP, Jumat (5/2).

Itu adalah jawaban yang unik untuk disampaikan, tetapi ini bukan jawaban yang demokratis,†katanya.

Setelah bertahun-tahun menjadi saluran bagi Trump selama masa kepresidenannya, Facebook, Instagram, dan Twitter membungkam akunnya selama hari-hari terakhirnya berkuasa, dan berlanjut setelah pendukung Trump menyerbu Capitol AS dalam pemberontakan mematikan pada 6 Januari. Twitter bahkan secara permanen menutup akun Trump, @ realDonaldTrump, yang memiliki 89 juta pengikut.

Macron mengatakan serangan media sosial dan pembungkaman akun Trump sangat mengecewakan.

"Saya sendiri tidak ingin hidup dalam demokrasi yang keputusan bersuara dikendalikan oleh pemain swasta, atau jaringan sosial perseorangan," kata pemimpin Prancis itu.

"Saya berharap, hal seperti itu diatur oleh undang-undang dan pemerintahan, lalu dibahas secara demokratis dan disetujui oleh para pemimpin (yang) demokratis," tutup Macron.