Airlangga Hartarto berhasil membawa Golkar menjadi partai yang lebih profesional. Langkah itu menjadi kunci dalam menyelamatkan Partai Beringin itu pada Pemilu 2019.
- Adhe Eliana Resmi Mundur Jadi Anggota DPRD Karanganyar
- 100 Kiai Bertemu di Sarang, PCNU Rembang : Mereka Bukan Kader Struktural NU
- Taj Yasin (Cagub) Dan Dico (Cawagub) Unggul Dalam Survei Sebagai Kepala Daerah Jawa Tengah
Baca Juga
Keberhasilan itu menjadi modal kuat Airlangga dalam upayanya untuk memimpin kembali Golkar periode mendatang.
"Airlangga mampu menyeimbangkan posisinya sebagai menteri dan sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Dua posisi itu justru jadi saling menguatkan," kata pengamat politik Universitas Muhammadiyah Malang, Dr Ahmad Habib, seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (19/8).
Airlangga lebih dulu merintis karier sebagai profesional dan aktivis sebelum terjun ke kancah politik. Pengalamannya sebagai profesional itu ternyata mampu dikapitalisasi saat memimpin Golkar.
Hanya memiliki waktu satu setengah tahun jelang pemilu, Airlangga menghadapi tantangan yang tidak ringan yakni anjloknya elektabilitas Golkar akibat konflik internal berkepanjangan dan mengemukanya kasus korupsi sejumlah elite penting partai.
Bekerja senyap, Airlangga mampu membangun tim yang solid, menyatukan seluruh elemen partai untuk bangkit dan memperbaiki citra Golkar yang dianggap bakal jadi partai senjakala" menjadi sebuah partai profesional.
Atas keberhasilannya mempertahankan posisi Golkar di peringkat kedua pemenang pemilu, Habib meyakini Airlangga bakal mulus memimpin kembali partai beringin.
Sinyal itu sudah terlihat dengan banyaknya kader, pengurus daerah tingkat 1 dan II serta elite Golkar yang menyatakan dukungannya. Habib juga yakin dengan konstelasi politik saat ini, Presiden Jokowi pun lebih cenderung kepada Airlangga.
"Jokowi sudah mendapat dukungan yang diperlukan, dia harus mempertahankan posisi pentingnya. Salah satunya dari Golkarnya dengan mendukung Airlangga," ujar Habib.
Jokowi tentu tidak mau mengambil resiko kerusakan hubungan dengan Golkar. Selama dipimpin Airlangga, Golkar terbukti loyal mendukung pemerintah selama ini.
"Jika Jokowi berjarak dengan Airlangga, maka akan menerima kerugian," jelas Habib.
Habib mengatakan, Golkar merupakan partai penting selain PDIP yang diharapkan perannya menopang dukungan dalam menjalankan program pemerintahan ke depan.
"Jokowi butuh dukungan dari parpol lain selain partai asalnya, PDIP," tutup Habib. [fak]
- Hari+1 Pemilihan Umum 2024, Polisi Tetap Berada Di TPS
- Visitasi Evaluasi SPBE Sukoharjo 2024, Sekda Sampaikan Ini
- Poros Tengah di Pilkada Karanganyar Gagal Terbentuk, PKB Cabut Dari Koalisi