Pemberhentian pembelajaran tatap muka (PTM) selama dua minggu kedepan mulai hari ini, Senin (7/2) dilakukan untuk sementara waktu mengingat kasus aktif Covid-19 di Kota Semarang ditingkat sekolah cukup banyak bahkan menyebabkan klaster pendidikan.
- RSUD Salatiga Berkomitmen Meningkatkan Pelayanan
- Pemkot Semarang Tekan Stunting dengan Program Dapur Sehat
- Antisipasi Penyebaran PMK, Dua Pasar Hewan di Rembang Ditutup Sebulan
Baca Juga
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam mengatakan sebanyak 76 siswa dan guru di Kota Semarang terinfeksi Covid-19. Setiap sekolah, lanjut Hakam memiliki jumlah kasus yang berbeda-beda.
Ia menyampaikan ada sekolah yang hanya ditemukan satu kasus saja. Namun ada juga dalam satu sekolah yang ditemukan lebih dari 10 kasus. Hal ini yang membuat sekolah tersebut disebut klaster sekolah atau klaster pendidikan.
“SD ada, tapi yang paling banyak memang di SMA/SMK. Kemarin, saya sampaikan kepada pak wali, mungkin ada sekitar 76. Kemudian, guru juga ada beberapa yang nyumbang juga walaupun tidak sebanyak siswa," jelas Hakam, Senin (7/2).
Hakam mengatakan jika temuan kasus yang ada di Kota Semarang adalah hasil random sampling yang dilakukan oleh Puskesmas masing-masing wilayah di sekolah-sekolah. Pasalnya memang dari bulan September 2021 hingga bulan Februari 2022 ini, Dinas Kesehatan terus melakukan random sampling disemua sektor termasuk sektor pendidikan.
“Makanya PTM dihentikan dulu sementara untuk melihat perkembangan kasusnya, harapannya
klaster sekolah ini tidak murni penularan di lingkungan sekolah. Misalnya ada siswa yang tertular dari keluarga atau orangtuanya,” tandasnya.
- Pemkot Semarang Terima 1.400 Vaksin dari AXA dan Gooddoctor
- Wakil Presiden RI Berikan Penghargaan Pemda Berstatus Universal Health Coverage
- Percepat Vaksin, Pemprov Jateng Dorong Vaksinasi Berbasis Desa