Ratusan warga Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, terpaksa mengambil air dari embung desa yang semestinya untuk mengairi sawah. Warga terpaksa mengambil air embung, lantaran desa masih terjadi krisis air bersih akibat musim kemarau.
- Belanja Pakai Sampah dan Dapat Vaksin Covid-19
- Laju Ekonomi Merambah ke Wilayah Pinggiran Perbatasan, Tanda Level Hidup Semarang Naik dan Bagus?
- Ketua DPRD Jawa Tengah Dorong Pertanian Minapadi di Karanganyar
Baca Juga
Puncak musim kemarau yang terjadi sepekan terakhir, memaksa warga Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, mengambil air yang tersisa dari embung desa setempat. Meski kotor dan asin akibat tercampur rembesan air pasang laut, warga terpaksa memanfaatkan air embung tersebut untuk kebutuhan memasak dan mencuci baju.
Air pam sudah sebulan ini gak mengalir sama sekali. Mau beli air dari pedagang keliling juga sudah tidak ada pemasukan," ujar Ahmadun, salah seorang warga desa.
Jauhnya jarak embung dari rumah, membuat warga juga harus berjalan dua kilometer, melintasi areal pesawahan yang kering untuk sampai ke embung. Dengan membawa derigen dan ember, beberapa warga bergotong royong mengambil air secara estafet.
Sementara itu, Kepala Desa Sayung Munawir, mengatakan, pihaknya sudah maksimal dalam mengupayakan kebutuhan air bersih, namun, selama musim kemarau belum ada bantuan air bersih dari Pemerintah Kabupaten Demak yang datang.
Kita sudah meminta bantuan air bersih ke Pemkab, namun belum juga direspon. Musim kemarau ini sangat membuat warga menderita, belum lagi air dari Sungai Dombo Sayung yang sudah tidak dapat dimanfaatkan karena bercampur air pasang laut," kata Munawir.
- Wanita Muslimah Indonesia Beri Pengharagaan 2 Tokoh Inspiratif Kabupaten Tegal
- Puluhan Rumah di Mranggen Demak Rusak Tersapu Puting Beliung
- DHC 45 Purbalingga Diminta Tidak Berpolitik Praktis