Kabar yang datang di bulan Ramadhan lalu, menjadi kabar sukacita bagi Sri Wahyuni Magfur (56). Janda tiga anak dan nenek dua orang cucu ini, hatinya sontak berbunga-bunga, berbahagia menerima kabar bahwa dirinya mendapat bantuan Program Pendaftaran dan Pembiayaan Masyarakat secara kolektif dalam Program JKN.
- Memberantas Stunting Sebelum Genting
- RS Pantiwilasa dr Cipto Salurkan CSR untuk Selpi Program, Andi Ashar: Efek Domino yang Sangat Baik
- Inovasi Terbaru, BPJS Kesehatan Luncurkan Loket Pelayanan Informasi dan Portal Quick Response
Baca Juga
‘’Selamat untuk ibu, mulai hari ini, ibu bisa menikmati layanan kesehatan dari pemerintah melalui Program JKN. Jadi, ibu tak perlu khawatir lagi, jika sewaktu-waktu sakit dan harus dirawat di rumah sakit, semuanya ditanggung oleh BPJS Kesehatan,’’ ungkap Wida Krida, staf PT Sarana Medika, perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan alat kesehatan, sebagai pihak yang membantu pendaftaran kolektif kepesertaan Program JKN bagi warga tidak mampu.
Kedua bola mata Sri Wahyuni Magfur, langsung berkaca-kaca. Dia mengaku, dulu pernah ada bantuan kesehatan dari pemerintah daerah, tapi tak berlanjut. ‘’Akhirnya, saya sempat ikut jadi peserta Mandiri. Tapi, gak kuat bayar iurannya. Sering nunggak, akhirnya kartunya mati. Apalagi setelah suami meninggal, tak ada lagi penopang ekonomi keluarga,’’ ungkap perempuan setengah baya itu, kepada RMOL Jateng, Rabu (30/8).
Sri Wahyuni Magfur (56), pedagang bumbu dapur di pasar krempyeng Kebon Rejo, Mranggen, yang mendapat bantuan kepesertaan Program JKN.
Sehari-hari, untuk menopang ekonomi keluarganya, sepeninggal suami yang wafat pada 2016 silam, Sri Wahyuni berdagang aneka bumbu dapur di pasar krempyeng (pasar tiban) dekat rumahnya di Jalan Kebon Rejo Raya No 101, Desa Kebon Batur, Kecamatan Mranggen, Demak.
‘’Saya senang sekali bisa ikut lagi program JKN, karena kalo sewaktu-waktu ambruk (sakit) tak takut lagi mikirin sangu (uang) buat ke dokter atau mondok (rawat inap) di rumah sakit,’’ tuturnya.
Dulu, saat tak memiliki jaminan kesehatan, Sri mengaku harus merogok kocek puluhan ribu rupiah saat berobat ke dokter umum. Kini, sejak menjadi peserta program JKN, dia bisa berobat gratis ke Klinik Sarana Medika Narendra di Pedurungan Semarang, tak jauh dari rumahnya.
‘’Sekarang pakai KTP saja sudah bisa periksa ke klinik, tak perlu kartu atau syarat macam-macam,’’ imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan Muhammad (51). Pria empat anak yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga sekolah di SD Muhammadiyah Pucanggading mengaku senang jadi peserta program JKN. ‘’Saya dulunya belum ikut program JKN. Bersyukur sekali ada pihak yang membantu iuran selama setahun, jelas sangat meringankan orang yang tak punya seperti saya ini,’’ ujar warga Kebon Rejo Tengah VIII No 7 ini.
Dulu kalau sakit, dia dan keluarganya harus berobat ke klinik swasta 24 jam, dan merogoh kocek Rp50 ribu untuk dokter dan obat. ‘’Kini, gratis selama setahun. Setelah lewat setahun, insyaallah sanggup saya bayar iurannya secara mandiri,’’ tuturnya.
Wida Krida menjelaskan, perusahaannya mendaftarkan 100 orang warga tidak mampu sebagai peserta baru Program JKN. ‘’Mereka kami daftarkan sebagai peserta kelas 3 dengan iuran Rp35 ribu perbulan, yang kami bayarkan selama 1 tahun,’’ ujarnya.
Direktur PT Sarana Medika, Buntris Amperawan mengatakan, pihaknya rutin menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat tidak mampu, karena banyaknya masyarakat yang menderita penyakit degeneratif dan tidak dikelola dengan baik karena faktor ekonomi.
Bantuan sosial yang dilakukan PT Sarana Medika juga diikuti oleh sejumlah pihak. Baru-baru ini, RSUD Sunan Kalijaga Demak, mendaftarkan 1.000 warga Demak ke Program JKN. Pihaknya berkontribusi dalam Program Pendaftaran dan Pembiayaan Masyarakat secara kolektif dalam Program JKN, dengan cara membayarkan iuran kepada 1.000 warga yang tergolong kurang mampu.
‘’Program ini sangat membantu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Demak. Dengan adanya Program JKN ini masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki jaminan kesehatan, dalam satu tahun ke depan akan sangat terbantu dalam mengakses pelayanan kesehatan yang komprehensif tanpa diskriminasi,’’ ungkap Direktur RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak, dr Nugroho Aris Kusuma, dalam perbincangan dengan RMOL Jateng.
Hadirnya Program JKN ini dinilainya sangat bermanfaat bagi masyarakat, dan bagi rumah sakit dapat memudahkan dalam pembuatan perencanaan dan pembiayaan pelayanan kesehatan.
‘’Saya mengajak seluruh rumah sakit daerah dan swasta termasuk BUMD dan perusahaan swasta di Demak ikut berkontribusi pada program ini,’’ paparnya, yang mengucurkan dana Rp254 juta untuk program ini.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang Andi Ashar (kiri) menyerahkan apresiasi kepada Presiden Direktur PT SAMI Mr Kawasaki atas partisipasi dalam Program Pendaftaran dan Pembiayaan Masyarakat secara kolektif dalam Program JKN.
Donasi serupa juga diberikan PT. Semarang Autocomp Manufacturing Indonesia (SAMI) yang membantu 55 warga di sekitar lokasi perusahaan, yang belum memiliki jaminan kesehatan serta kepesertaan Program JKN nonaktif akibat PHK.
“Baru tahun ini kami mengikuti program Donasi JKN. Harapannya, kami tingkatkan lagi jumlah peserta di tahun depan untuk mendukung regulasi pemerintah,” tutur Deputy Factory Manager PT. SAMI, Mansur Isnaini.
UHC Meningkat
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang, Andi Ashar menyambut baik kontribusi sejumlah badan usaha dan rumah sakit, dalam Program JKN ini. Kontribusi itu dinilainya sangat mendukung Pemda dalam memberikan jaminan kesehatan semesta. Melalui program ini, diharapkan 100% penduduk Kota Semarang dan Kabupaten Demak dapat memiliki jaminan kesehatan.
“Program JKN ini program gotong royong, jika disinergikan dengan Program CSR yang dimiliki banyak badan usaha sudah pasti tepat. Apalagi Program JKN ini sifatnya tidak parsial, tapi lengkap dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif,” ungkap Andi Ashar.
Menilik data kepesertaan BPJS Kesehatan, Universal Health Coverage (UHC) Kota Semarang mencapai 99,23% penduduk atau 1.675.108 jiwa telah terdaftar pada Program JKN. Meliputi sebanyak 702.788 jiwa didaftarkan pada segmen peserta Pekerja Penerima Upah (PPU), 644.340 sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI), 289.654 Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) serta 58.327 jiwa sebagai Bukan Pekerja (BP).
Sementara itu, Kepala BPJS Kesehatan Kabupaten Demak Slamet Widodo mengatakan, per Agustus 2023, Kabupaten Demak telah menyandang UHC dengan tingkat kepesertaan 96,52% atau 1.189.948 jiwa telah terdaftar sebagai peserta JKN, dari total jumlah penduduk 1.232.869 jiwa.
“Keberlanjutan Program JKN ini memang butuh keterlibatan berbagai pihak, terutama pada sektor kepesertaan mandiri. Salah satunya melalui Donasi JKN oleh badan usaha sebagai alternatif penyaluran dana CSR yang tepat sasaran dan berkesinambungan,” tambah Andi.
Kepala Dinas kesehatan Kota Semarang Moch Abdul Hakam memberikan apresiasi serupa. Menurutnya, skema pembiayaan jaminan kesehatan selama ini banyak bertumpu pada APBN dan APBD. Ia berharap, CSR segmen peserta non Pekerja Penerima Upah (PPU) mendapat perhatian lebih dari sektor swasta.
Hakam menyebut, Donasi JKN oleh badan usaha juga sebagai bukti partisipasi dari sektor swasta ikut andil dalam sinergitas program nasional pengentasan kemiskinan.
Deputi Direksi Wilayah VI BPJS Kesehatan, Dwi Martiningsih menyampaikan, pencapaian UHC ini merupakan hasil kerja keras dan sinergi baik antara Pemerintah Kabupaten Demak dan Kota Semarang, BPJS Kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya, khususnya badan usaha.
Saat ini, kata Dwi, BPJS Kesehatan telah memperluas kanal pendaftaran dan administrasi kepesertaan secara tatap muka ataupun nontatap muka termasuk menyediakan media informasi dan penanganan keluhan. Misalnya, Pelayanan Administrasi melalui Whatsapp (PANDAWA), Care Center 165, Chat Assistant JKN (CHIKA), termasuk Aplikasi Mobile JKN yang menjadi solusi paripurna bagi peserta.
Bupati Demak Eisti'anah berkomitmen memberikan perlindungan dan jaminan kesehatan bagi masyarakat dalam Program JKN. Targetnya, di tahun 2024 minimal 98% warga Demak terdaftar dalam Program JKN.
Dia meminta agar pelayanan ditingkatkan. "Besar harapan saya, pelayanan yang ramah, berkualitas dan tanpa diskriminasi dapat terus dipertahankan. Masyarakat harus mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang mudah, cepat, dan setara dengan mengedepankan mutu serta pemanfaatan digitalisasi pelayanan kesehatan," pungkasnya.
- Memberantas Stunting Sebelum Genting
- RS Pantiwilasa dr Cipto Salurkan CSR untuk Selpi Program, Andi Ashar: Efek Domino yang Sangat Baik
- Inovasi Terbaru, BPJS Kesehatan Luncurkan Loket Pelayanan Informasi dan Portal Quick Response