Rapid Test Massal Terhadap 657 Orang Di Purbalingga, Reaktif 31 Orang

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengungkapkan, dalam dua hari terkhir rapid test massal di 22 lokasi pusat keramaian dengan sampel 657 orang, diketahui sebanyak 31 orang reaktif.


Meski belum bisa dikategorikan kasus positif covid, namun sudah menggambarkan kasus covid masih muncul di masyarakat.

Rapid test kami lakukan di sejumlah pusat keramaian, pabrik dan mesjid, ternyata ada 31 yang reaktif. Dari jumlah itu, ada tujuh orang yang berasal dari luar Purbalingga. Bahkan ada satu orang dari luar kota yang alamatnya tidak jelas, tidak memberikan informasi alamat yang benar," kata Bupati Tiwi, di sela-sela sosialisasi penggunaan masker di pasar Badog Purbalingga, Minggu (31/5).

Di pasar Badog, kata Bupati Tiwi, dari 26 sampel saja, ada empat orang yang reaktif.

"Oleh karenanya, saya meminta kepada para pedagang dan pembeli untuk mentaati anjuran pemerintah agar menjaga jarak fisik, menggunakan masker dan menghindari kerumunan," katanya.

Dibagian lain Bupati Tiwi mengatakan, hasil rapid test reaktif yang berasal dari luar kota masing-masing satu orang sampel di Harum Swalayan berasal dari Banjarnegara.

Kemudian satu orang di Pasar Bukateja asal Banjarnegara. Tiga orang asal Banjarnegara dari sampel reaktif di PT Boyang Industrial, satu orang warga Banyumas sampling saat sholat Jumat di Mesjid Darussalam, dan satu sampel di Mesjid Darussalam yang tidak jelas alamatnya, namun dari luar kota.

Sampel yang reaktif telah kami koordinasikan dengan pemilik usaha dan juga ke Pemkab setempat sesuai alamat untuk ditindaklanjuti proses karantina dan ujia swab. Sedang sampel reaktif lainnya dari 22 lokasi berasal menyebar hampir di seluruh wilayah Purbalingga. Kepada yang reaktif dan warga Purbalingga, langsung kami isolasi di rumah sakit dan dilakukan test PCR/swab. Jika nantinya negatif maka akan dipulangkan, namun jika positif covid maka langsung dirawat di ruang isolasi," kata Bupati Tiwi.

Bupati Tiwi menambahkan, sejumlah lokasi tempat usaha termasuk pasar, jika nanti sampel yang reaktif dan hasil uji swab-nya positif, maka tidak menutup kemungkinan akan ditutup sementara.

Misalnya, pasar Bobotsari yang telah reaktif 5 orang, jika nanti hasilnya positif semua, maka untuk sementara kami pertimbangkan untuk ditutup. Atau alternatif kebijakan lain dengan pembatasan jumlah pengunjung tempat usaha dan mengurangi jam operasional," tambah Bupati Tiwi.