Sekitar 450 alumni eks sekolah Tionghoa Hwee Kwan (THHK) Semarang menghadiri peringatan 120 tahun berdirinya eks sekolah tersebut, Kamis (25/4) malam.
- Wali Kota Semarang Harapkan Peran Pers Berintegritas Terus Diterapkan
- 60% Angkutan Di Salatiga Tak Beroperasi Akibat Banyak Penyekatan
- Wali Kota Ita Minta Perempuan Korban KDRT Lebih Berani Melapor
Baca Juga
Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia dan dari luar negeri, bertemu dalam suasana keakraban bertempat di Hall lantai 7, Po Hotel, Jalan Pemuda Semarang.
Tak ketinggalan, para guru yang masih ada menjadi bagian penting dari peringatan tersebut, membaur di tengah-tengah alumni.
Sekolah Tionghoa Hwee Kwan Semarang, atau kemudian disebut sebagai Long Hwa, pada masa berdirinya menjadi bagian dari sejarah dan ikon penting bagi warga Tionghoa peranakan di Semarang.
Berdiri di Gang Tengah, kawasan Pecinan, Semarang Tengah. Seiring perkembangannya pada masa itu, jumlah murid semakin banyak, berindah ke Jalan Plampitan.
Sayangnya sekolah ini harus tutup pada tahun 1966 sebagai imbas pergolakan politik nasional. Pada masa kini, eks sekolah THHK di Jalan Plampitan ditempati SMP Negeri 36.
Po Soen Kok, Ketua Yayasan Tionghoa Hwee Kwan Semarang (THKS) mengungkapkan penghargaannya kepada pendiri sekolah Long Hwa dan para guru,
"Long Hwa betul-betul merupakan satu mutiara yang paling cemerlang di Jawa Tengah. Menjadi satu istana yang berisi pengetahuan sains dan pengetahuan umum yg menjadi tempat kita menimba ilmu yang sangat bermanfaat.Guru-guru telah mendidik kita bertingkah laku yang betul dan perilaku sesuai dengan etik moral yg tinggi, dan prinsip perdamaian dan persatuan, sehingga kita mampu beranalisa masalah dengan baik dan menyelesaikan masalah dengan kode moral yang tinggi," kata Po Soen Kok, didampingi Ketua Harian Yayasan THHKS, Yoga Pangemanan.
Ketua Harian YayasanTHHKS, Yoga Pangemanan didampingi Ketua Panitia, Martina Rahardjo mengatakan, peringatan HUT sekolah THHK Semarang atau Long Hwa merupakan wujud bakti lara alumni yang tidak pernah melupakan almamaternya, sekaligus untuk selalu menjalin keakraban dan komunikasi agar tidak pernah putus sampai mereka tua.
Acara diisi pemberian penghargaan dan angpao kepada para eks guru yang hadir. Mereka berusia rata-rata di atas 80-an tahun. Selain itu juga tari-tarian, lagu, atraksi Wushu, dan berbagai hiburan lainnya.
- Perayaan Cap Go Meh Kota Solo Perkuat Kebhinekaan Indonesia
- Cap Go Meh di Klenteng Hok Tek Bio Salatiga, Dihadiri Lintas Agama, Wujud Toleransi
- Tuk Panjang Jadi Perjumpaan Tanpa Sekat Perbedaan