Ratusan Mahasiswa Tuntut Pencabutan Somasi Kepada Dekan FKOR UNS

Ratusan mahasiswa dari Fakultas Olahraga atau FKOR Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo kembali menggruduk gedung rektorat. Aksi kali ini juga diikuti mahasiswa perwakilan dari Fakultas Kedokteran (FK) UNS.


Para demonstrans membawa beragam spanduk yang intinya menuntut pencabutan somasi kepada Dekan Fakultas Olahraga (FKOR) Sapta Kunta Purnama. Mereka juga bergantian untuk melakukan orasi.

Tuntutan mereka tetap sama untuk bertemu dengan pihak dari Majelis Wali Amanat (MWA) UNS. Meliputi mendesak MWA UNS segera mencabut somasi kepada Dekan FKOR UNS Sapta Kunta Purnama terkait dugaan pencemaran nama baik.

Tidak seperti aksi pertama Rektor UNS Jamal Wiwoho hadir dan menerima pernyataan sikap terkait somasi dilayangkan. Namun kali ini hingga aksi berakhir tidak ada satupun dari MWA maupun dari pihak UNS keluar untuk menemui peserta aksi. 

Salah satu perwakilan Mahasiswa FKOR UNS, Rohadi Setyowibowo mengatakan, aksi ini akan terus berlanjut hingga MWA mencabut somasi kepada dua dekan yang disomasi baik Dekan FKOR maupun Dekan Fakultas Kedokteran. 

"Jadi kalau tidak dicabut ya kita akan teruskan," ucapnya, Kamis (9/2). 

Aksi ini juga untuk menagih janji, pada Senin lalu sudah ada pertemuan antara MWA UNS dengan Dekan FKOR. Sudah ada kesepakatan bahwa akan mencabut somasi. 

"Namun kenapa sampai detik ini tidak ada tindakan lebih lanjut,” paparnya. 

Salah satu desen FKOR UNS, Haris Nugroho, mengatakan aksi ini tidak ada yang mengkoordinir. Ini panggilan datang dari seluruh keluarga besar FKOR UNS. 

"Aksi ini akan terus berlanjut, tuntutannya minta pihak MWA untuk mencabut somasi secara hukum. Karena awal somasi dengan tertulis, maka harus dicabut secara tertulis lalu diberikan kepada FKOR," tandas Haris.

Pantauan RMOLJateng di lokasi, peserta aksi massa sempat memaksa masuk ke gedung rektorat UNS untuk menemui pihak MWA. 

Sempat terjadi aksi dorong di depan pintu utama dan lemparan botol air mineral. Namun akhirnya peserta aksi kembali mundur dan melanjutkan aksinya. 

"Ingat kawan-kawan kita tidak boleh anarki. Kita harus menahan diri. Jadi kita akan melawan dengan gerakan moral, gerakan solidaritas membela kebenaran," pungkas salah satu orator.