Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 meminta masyarakat tidak membuat kerumunan dan bepergian. Hal itu untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19 usai masa libur Idul Fitri 1442 Hijriyah.
- Sambut Ultah Ke-54, RS Roemani Semarang Gelar Konsultasi Kesehatan Gratis
- Palang Merah Indonesia Magelang Berhasil Galang Rp1.4 M Pada Tahun 2023
- Berhasil Turunkan Angka Stunting, Kota Semarang Banjir Pujian
Baca Juga
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 meminta masyarakat tidak membuat kerumunan dan bepergian. Hal itu untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19 usai masa libur Idul Fitri 1442 Hijriyah.
"Kami terus mengimbau masyarakat untuk tidak membuat atau berkerumun serta berpergian agar Covid-19 bisa terkendali," ungkap Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B. Harmadi.
Dalam diskusi bertajuk Terus Kencangkan Protokol Kesehatan, yang ditayangkan di FMB9ID_IKP, Kamis (20/5), Sonny menjelaskan, meningkatnya aktivitas perjalanan akan menciptakan kerumunan dan cendrung membuat kendor kepatuhan terhadap protokol 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Inilah yang memicu lonjakan kasus. Lalu saat terjadi lonjakan kasus, beban pada pelayanan kesehatan juga ikut meningkat,â€ujar Sonny, seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Aturan larangan atau peniadaan mudik oleh pemerintah, menurut Sonny, terbilang berhasil. Karena berdasarkan data yang dia terima, jumlah penumpang yang menggunakan transportasi darat maupun udara turun hingga di atas 50 persen.
Transportasi baik angkutan laut, udara, bahkan angkutan darat lalu lintasnya turun 93 persen. Angkutan udara pun turun 70 persen. Esensi pelarangan mudik itu adalah agar masyarakat jangan melakukan perjalanan pada tanggal berapapun,†tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Lia G. Partakusuma, menyampaikan kekhawatirannya apabila masyarakat tak patuh terhadap larangan mudik.
Dia juga menilai aktivitas di luar rumah oleh orang-orang yang melakukan perjalanan berpotensi meningkatkan jumlah pasien Covid-19, sehingga kapasitas RS akan penuh.
Kalau sampai 7-8 ribu pasien dirawat bersamaan, maka RS akan sangat kewalahan sehingga tidak bisa membantu dengan maksimal,†ujar Lia.
Tidak hanya itu, Lia memprediksi jumlah tenaga kesehatan yang tersedia juga tidak mencukupi, apabila jumlah pasien yang dirawat di RS meningkat secara bersamaan.
SDM di ICU harus khusus, belum lagi apabila jumlah penularan tinggi, maka SDM kita akan mudah tertular seperti awal tahun yang lalu, banyak tenaga kesehatan kita tertular Covid-19,†pungkasnya. [sth]
- Semarang Punya Kasus TBC 6.527, Walikota Targetkan Pengurangan Lewat RAD 2028
- Inilah Terobosan Pemkab Karanganyar Wujudkan Zero Stunting
- Vaksin Booster jadi Salah Satu Senjata Kota Semarang Hadapi Omicron