Proses reklamasi di sekitar Kawasan Tapak, Kecamatan Tugu mendapat perhatian dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tapak.
- Dalam Semalam, Damkar Evakuasi 3 Ular Piton Di Wonogiri
- Meriahnya Karnaval HUT RI Kabupaten Batang, Marching Pring hingga Tari Babalu Hibur Ribuan Warga
- Pembangunan Jalan Gajah di Semarang Butuh Dana Besar
Baca Juga
Seorang anggota pokdarwis, Abdul Rofik mengatakan, saat ini reklamasi telah berlangsung namun AMDAL belum ada.
"Dampak langsung kepada wisata mangrove belum terasa. Namun telah ada beberapa areal mangrove yang mulai terkena pengurukan," katanya pada RMOLJateng, Selasa (19/2).
Ia menyatakan tidak secara gamblang menolak reklamasi tapi meminta pemerintah mempertahankan lahan konservasi.
Kemudian, penataan harus memperhatikan lingkungan berkelanjutan.
"Masyarakat Tugurejo harus diakomodir sebagai tenaga kerja," katanya.
Sekretaris Pokdarwis Tapak, Sutopo mengaku khawatir dampak lingkungan yang disebabkan oleh reklamasi.
"Takutnya berdampak pada wisata mangrove hingga tambak milik warga," ujarnya.
Aktivis dari Masyarakat Peduli Lingkungan, Sukarman menilai proses reklamasi tidak sesuai mekanisme.
"Kemarin masyarakat peduli lingkungan sudah mengomunikasikan pada kementerian lingkungan hidup RI karena tidak sesuai mekanisme berdasarkan UU 32 tahun2009 tentang PPLH dan UU NO 01 2014 tentang perubahan UU PW-PPK," jelasnya.
Ia menganggap reklamasi kontraproduktif dengan kebijakan dari pemerintah Kota Semarang yang menetapkan tapak Tugurejo sebagai mangrove education centre.
"Apalagi masyarakat sudah mengelola kawasan ekowisata bahari," jelasnya.
- Alumni Akabri Bratasena 1996 Bagikan 3.300 Paket Sembako
- Power On Hand, Kapolda Jateng; Sat Brimob Siap Terdepan Kawal Pilkada
- Bupati Wonogiri Pimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Candi Tahun 2025