- Pembunuhan Karakter Pejuang Islam (2)
- PHK Massal Di Media Massa Dan Lahirnya Angkatan Displaced Journalists
- Pembunuhan Karakter Pejuang Islam (1)
Baca Juga
Pendahuluan
Jepara merupakan salah satu pusat penting Islamisasi di pesisir utara Jawa pada abad ke-14 hingga abad ke-16 M. Sejarah keislaman di wilayah ini tidak hanya memuat kisah dakwah dan perdagangan, tetapi juga penegakan hukum Islam yang berpadu dengan nilai-nilai budaya Jawa. Dalam konteks masa kini, sejarah tersebut memuat pelajaran penting tentang moderasi, keadilan, dan kearifan lokal dalam membangun masyarakat berperadaban.
Islam dan Budaya Lokal: Teladan Harmoni
Proses Islamisasi di Jepara tidak dilakukan dengan pemaksaan, melainkan melalui pendekatan budaya seperti wayang, gamelan, dan tembang. Ajaran Islam menyatu dengan filosofi Jawa seperti sangkan paraning dumadi (asal dan tujuan hidup) serta hamemayu hayuning bawana (menjaga harmoni dunia).
Relevansi: Model ini relevan untuk meredam radikalisme dan intoleransi yang berkembang dengan menunjukkan bahwa keberagamaan bisa ramah budaya.
Refleksi: Pendekatan moderat, kontekstual, dan dialogis patut menjadi strategi dakwah dan pendidikan Islam masa kini.
Hukum Islam Yang Adaptif Dan Kontekstual
Dalam masa Ratu Kalinyamat, hukum Islam diberlakukan secara selektif dan penuh kearifan. Fiqh Syafi’i yang menjadi dasar tidak diberlakukan secara tekstual, melainkan kontekstual terhadap hukum adat dan kebutuhan masyarakat.
Relevansi: Model hukum ini menjadi inspirasi dalam menyusun peraturan perundangan yang menghormati nilai-nilai lokal dan tidak diskriminatif.
Refleksi: Pembaruan hukum Islam modern perlu mendahulukan maqashid syariah (tujuan hukum Islam) agar lebih adil dan inklusif.
Kepemimpinan Perempuan Dan Keadilan Gender
Ratu Kalinyamat merupakan simbol perempuan muslim yang memimpin kerajaan dengan prinsip keadilan, kebijaksanaan, dan keberanian. Ia menjadi rujukan regional dalam kebijakan politik, ekonomi, dan pertahanan.
Relevansi: Kisah ini menguatkan narasi bahwa Islam tidak membatasi perempuan dalam kepemimpinan.
Refleksi: Peran perempuan dalam ruang publik, termasuk dalam keulamaan dan politik, perlu diperluas dan didukung.
Peran Ulama Dan Budayawan
Ulama Jepara pada masa itu adalah intelektual rakyat. Mereka bukan hanya pengajar, tetapi juga penasehat hukum dan penegak moral.
Relevansi: Ulama dan budayawan perlu berkolaborasi untuk membangun masyarakat yang beradab dan bijak di tengah krisis moralitas.
Refleksi: Perlu mendorong peran aktif mereka dalam penyusunan kebijakan publik dan pendidikan karakter.
Penguatan Identitas Nasional Melalui Kearifan Lokal
Islam di Jepara mengakar dalam budaya lokal, menciptakan Islam Nusantara yang berperadaban. Hal ini penting untuk membentuk identitas kebangsaan yang kuat namun terbuka.
Relevansi: Nilai-nilai Islam Nusantara dapat dijadikan pijakan dalam menangkal disintegrasi dan polarisasi sosial.
Refleksi: Membangun bangsa harus dimulai dari pelestarian nilai-nilai Islam yang menyatu dengan tradisi luhur masyarakat.
Penutup
Sejarah Islam di Jepara pada abad ke-14 hingga ke-16 bukan sekadar narasi lokal, tetapi warisan intelektual dan spiritual bangsa. Menggali dan merefleksikan kembali sejarah ini adalah langkah penting untuk menjawab tantangan zaman sekaligus memperkuat identitas keislaman dan kebangsaan yang rahmatan lil ‘alamin.
*) Djoko TP, Pengamat Kebijakan Publik
Referensi: Pustaka
- Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII. Jakarta: Kencana, 2004.
- Ricklefs, M.C. A History of Modern Indonesia Since c.1200. Stanford: Stanford University Press, 2008.
- Johns, Anthony H. "Islam in Southeast Asia: Reflections and New Directions." Indonesia, No. 19 (1975): 33–55.
- Van Bruinessen, Martin. Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat. Bandung: Mizan, 1995.
- Lombard, Denys. Nusa Jawa: Silang Budaya. Jilid II: Jaringan Asia. Jakarta: Gramedia, 1996.
- Geertz, Clifford. The Religion of Java. Chicago: University of Chicago Press, 1960.
- Purwadi. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu, 2007.
- Kuntowijoyo. Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi. Bandung: Mizan, 1991.
- Event SNC 2025 Membludak, Wali Kota Agustin Antusias Ke Depan Untuk Tingkatkan Nilai Ekonominya
- Infrastruktur Lereng Slamet Jadi Kunci Swasembada Pangan Jateng
- Menilik Jamu Herbal Dan Jus Buah Buatan Warga Tegal