Rentetan Gempa Bumi Mengguncang Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga Sabtu Dini Hari

Rentetan gempa bumi mengguncang Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga. Tercatat tujuh kali gempa diduga kuat sumber gempa sesar aktif yang menjadi pemicu gempa ada di Sesar Merbabu Merapi Telomoyo.


Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam akun twitternya memberikan informasi soal gempa tersebut sebagai berikut: 

1. Pukul 00.32.05 WIB M3 kedalaman  6 km (13 km Barat Laut Salatiga) 

2. Pukul 00.42.54 WIB M2,9 kedalamn 11 km (7 km barat Salatiga) 

3. Pukul 01.25.00 WIB M2,5 kedalaman 5 km (12 km baratlaut Salatiga)

4. Pukul 02.35.57 WIB M2,5 kedalaman 13 km (12 km baratlaut Salatiga)

5. Pukul 05.29.51 WIB, M2,6 kedalaman 18 km ( 3 km Timur-Ambarawa)

6. Pukul 05.39.21 WIB, M3 kedalaman 15 km (14 km Barat Laut Kota Salatiga)

7. Pukul 06.33.46 WIB, M3 kedalaman 5 km (11 km Barat Laut Kota Salatiga). 

Selain lewat twitter, Daryono juga membagikan informasi di akun instagramnya terkait dugaan penyebab terjadinya gempa. Dilihat dari gempa utama yaitu gempa pertama, gempa diduga dari sesar aktif di sesar Merbabu, Merapi, dan Telomoyo. 

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif. Diduga kuat sumber gempa sesar aktif yang menjadi pemicu gempa ini adalah Sesar Merbabu Merapi Telomoyo," jelas Daryono dalam akun instagramnya, Sabtu (23/10). 

Ia juga menjelaskan, berdasarkan peta tingkat guncangan gempa di beberapa daerah itu bisa dirasakan orang banyak daan dampaknya benda yang digantung bergoyang. 

"Berdasarkan peta tingkat guncangan (shake map) BMKG tampak bahwa dampak gempa berupa guncangan dirasakan di Ambarawa, Salatiga, Banyubiru, dan Bawen dalam skala intensitas II MMI dimana guncangan dirasakan oleh orang banyak dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang," lanjutnya. 

Belum ada laporan kerusakan dalam rentetan gempa kali ini. Namun dalam sejarah memang pernah terjadi gempa di Salatiga, Banyubiru, dan Ambarawa yang sampai menyebabkan kerusakan yaitu pada 24 September 1894, dan 17 Juli 1865 yang menyebabkan beberapa bangunan mengalami retak di tembok. 

"Gempa Semarang, Ungaran, dan Ambarawa terjadi pada 22 Oktober 1865. Pada keesokan harinya pada 23 Oktober 1865 guncangan gempa kembali terjadi diikuti gemuruh. Gempa Ungaran dan Ambarawa pada 22 April 1866, dimana gempa ini menyebabkan kerusakan bangunan rumah tembok.  Gempa Salatiga, Ambarawa dan Ungaran terjadi pada 10 Oktober 1872 dimana guncangan gempa ini menyebabkan kerusakan bangunan rumah tembok. Gempa merusak terakhir adalah peristiwa Gempa Sumogawe, Getasan magnitudo M 2,7 pada 17 Februari 2014 dimana gempa ini merusak beberapa rumah diikuti suara dentuman keras," tulis Daryono dalam akun instagramnya.