Resah Stok Berlimpah, Peternak Lakukan Aksi Buang Susu

Ilustrasi Peternakan Sapi. Dokumentasi Kontan
Ilustrasi Peternakan Sapi. Dokumentasi Kontan

Pasuruan - Peternak sapi nekat buang susu hasil panennya karena perusahaan membatasi pasokan susu sapi dari peternak lokal. Hal ini diungkapkan oleh Bayu Aji Handayanto, seorang pengepul susu sapi yang juga peternak asal Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (08/11), sebagaimana dilansir dari detikjatim.

Meski telah ada kontrak kerjasama dengan pabrik industri pengolahan susu UHT untuk 10 tahun kedepan, nyatanya pihak pabrik tidak jaga komitmen. Kapasitas penerimaan dibatasai hingga kurang dari 50%. Bayu menambahkan bahwa yang awalnya penerimaan pabrik per hari mencapai 100-200 ton, berkurang hingga hanya 40-50 ton.

"Mulai bulan September-Oktober hingga hari ini, pabrik tersebut banyak mencari alasan" tambah Bayu. Meski beralasan sedang ada perbaikan mesin, faktanya industri tetap berproduksi dengan menggunakan susu impor. Kondisi ini terus menurun hingga November," tambah Bayu.

Akibat pembatasan kuota penerimaan pabrik, pengepul juga lebih memilih menolak susu dari peternak. Sehingga stok susu berlimpah bahkan di tingkat peternak yang jumlah ratusan ton.

Susu segar yang dihasilkan peternak merupakan bahan untuk ultra -high temperature (UHT) dan pasteurisasi yang pengolahannya dilakukan oleh industri atau pabrik susu. Mengingat susu hanya bertahan hingga 48 jam, akhirnya peternak memilih membuang susu mereka.

Gejolak peternak sapi perah ini juga terjadi di daerah Boyolali, Jawa Tengah. “Produksi dari peternak saat ini tidak bisa terserap semua ke indutri, karena ada pembatasan jumlah kuota masuk ke insdutri susu,” ungkap Sriyono, salah satu pengurus KUD Mojonsongo, Boyolali, sebagaimana dilansir dari Antara (08/11).

Karena Industri Pengolahan Susu (IPS) tidak dapat menerima seluruh hasil produksi susu mereka, puluhan ton susu sapi terbuang setiap hari. Kekecewaan para petani susu diungkapkan dengan membagikan susu segar kepada masyarakat umum secara gratis.

Beberapa aksi yang terjadi menjadi sinyal agar pemerintah bisa mengevaluasi dan membantu dengan membuatkan kebijakan yang lebih berpihak kepada peternak susu.