Tidak kalah dengan tenant di mal, 7.412 pedagang pasar tradisional di Kabupaten Batang pun menerapkan pembayaran digital dengan sistem Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS).
- Gerakan Tanam Serentak, Kolaborasi Pusat dan Daerah Menuju Swasembada Pangan
- Semen Gresik Berbagi Ilmu Strategi Perkuat Stakeholder Engagement
- Gema Ramadan, Tingkatkan Ekonomi di Kabupaten Batang
Baca Juga
Ribuan pedagang pasar tradisional itu tersebar di lima titik. Rinciannya yaitu pasar Subah, pasar Limpung, pasar Tersono, pasar Bandar dan pasar Batang. Lalu, satu pasar Desa Blado dan satu pasar malam kuliner.
"Ini beli bakso pun bisa pakai QRIS, dengan modal smartphone. Tidak perlu bawa uang cash," kata Penjabat Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki di Pasar Subah, Rabu (17/7).
Ia mengatakan itu usai mencoba membeli bakso di salah satu kios di Pasar Subah. Usai meluncurkan program Siap QRIS di Pasar Subah.
Bupati Batang mencoba QRIS bersama Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Tegal Muhamad Taufik Amrozy dan Pimpinan BRI Cabang Batang, Riyanto.
Lani mengatakan pemakaian sistem QRIS masih butuh banyak sosialisasi. Menurutnya, perlu edukasi masyarakat melalui sosialisasi berkelanjutan tentang kemudahan QRIS.
"Disperindagkop Batang sudah secara intens melakukan sosialisasi QRIS. Target kami semua pedagang beralih ke transaksi pembayaran non tunai," ucapnya.
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Tegal Muhamad Taufik Amrozy menjelaskan transaksi pembayaran QRIS mulai diluncurkan BI pada 2020. Saat ini jumlah merchant yang memakai QRIS di wilayah eks-karesidenan Pekalongan mencapai 254 ribu.
Ia mengatakan, perkembangan penggunaan QRIS semakin meningkat tiap tahun. Bahkan meningkat hingga 284 persen pada Mei 202 Year on Year (YoY).
"Perkembangan pembayaran digital selalu meningkat tiap tahun, mulai dari digital banking, hingga e commerce meningkat," jelasnya.
Taufik menyebut bahwa pembayaran digital saat ini adalah suatu keniscayaan. Mau tidak mau, masyarakat harus mengikuti perkembangan teknologi.
Pimpinan BRI cabang Batang, Riyanto menambahkan pembayaran dengan QRIS lebih aman karena aman dari peredaran uang palsu. Bahkan, penjual pun tidak perlu memikirkan uang kembalian karena transaksi yang pasti pas.
"Ini perlu kita sosialisasikan dengan cepat," katanya.
- Regulasi Kripto Bakal Tingkatkan Kepercayaan Investor
- Gandeng IWAPI, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi Silaturahmi Kamtibmas
- Semen Gresik Borong 7 Penghargaan pada Ajang TKMPN 2022 di Lombok