Ekonom senior Dr. Rizal Ramli mengaku miris dengan kontestasi Pilpres 2019. Sebab, pesta rakyat yang menentukan nasib bangsa lima tahun ke depan itu hanya dipenuhi kontestasi pencitraan.
- Gibran Kunjungi Sentra Batik Trusmi Cirebon
- Penuhi Nazar, 10 Relawan Jalan Kaki 15,8 Kilometer
- Ganjar; Jaga Rumah Kita, Jangan Ada Yang Mencuri Punya Kita
Baca Juga
Seharusnya, sambung Menteri Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu, pilpres menjadi ajang adu gagasan antar kandidat. Masing-masing harus mengeluarkan ide-ide tentang arah bangsa Indonesia akan dibawa.
Jika kompetisi yang disajikan hanya masalah citra, Rizal khawatir nasib rakyat tidak akan berubah signifikan.
"Kompetisi pencitran bikin bangsa ini sulit jadi bangsa yang besar. Kasihan rakyat kita, rakyat kita ingin maju ingin makmur tapi kompetisi yang disajikannya hanya kompetisi pencitraan," ujarnya usai bertemu dengan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan di Nusantara III, Senayan, Jakarta, Kamis, (3/5) seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL
Selain tidak bisa membuat bangsa ini maju, kompetisi pencitraan juga berpotensi membuat bangsa terpecah belah. Sebab, target dari kompetisi pencitraan adalah emosi rakyat.
"Kompetisi politik pencitraan itu emosi rakyat yang dimainkan sehingga kita terancam terpecah belah," tukas pria yang akrab disapa RR itu.
- Sosok Ilyas Akbar Almadani, Politisi Muda Yang Maju Dalam Pilkada Karanganyar
- Bupati Kendal Dico Ganinduto Siap Maju di Pilwakot Semarang
- Jumlah TPS Untuk Pilkada 2024 Berkurang Dibandingkan Saat Pileg, Ini Alasannya