Ekonom senior, Rizal Ramli (RR) mengatakan ekonomi bangsa saat ini sesungguhnya tengah dalam keadaan terpuruk. Salah satu buktinya menurut dia adalah nilai tukar rupiah yang kian merosot.
- Jika Dibutuhkan, Anggota Holding Siap Bantu Inalum
- Pecahkan Rekor Dunia, Lapas Kedungpane Semarang Gelar Senam Poco-poco
- Fahri Hamzah: Pimpinan PKS Menganggap Hukum Negara Tidak Penting
Baca Juga
Namun, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati (SMI) malah mengatakan kalau hal itu terjadi karena faktor pemicu dari luar.
"Saya kasih contoh sederhana. Kalau badan kita sehat, ada virus flu sedikit saja kita ga akan mungkin kena. Tapi kalau badan kita sendiri udah ga sehat, malah sakitnya lebih parah dari yang punya virus," jelasnya dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Sekretariat Bersama (Sekber) Indonesia bertajuk 'Rupiah Rontok, Harga Meroket, Arahnya Kemana?' di Kantor Sekber Indonesia, Jalan Kemuning 4, Jakarta Pusat, Rabu (11/7).
Kondisi ekonomi Indonesia yang tak sehat itu ditegaskannya karena pemerintah saat ini lebih memilih untuk berhutang kepada Bank Dunia dan IMF. Padahal, imbuh pria yang sudah mendeklarasikan dirinya untuk ikut meramaikan ajang Pilpres tahun 2019 ini, semua negara yang berutang pada kedua lembaga itu pertumbuhan ekonominya tak lebih dari 7 persen.
"Kalau kami jadi presiden, setiap tahunnya pertumbuhan ekonomi minimal 10 persen," tegas Rizal Ramli dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL
Nah, untuk memperbaiki ekonomi bangsa yang kian terpuruk, kata dia harusnya pemerintah membuat kebijakan yang baik untuk menunjang terobosan-terobosan ekonomi mandiri.
"Solusi terbaik adalah policy breaktrue, terobosan. Itu yang dilakukan oleh China, oleh Jepang. Sehabis perang dunia kedua, nggak minjem dari luar negeri, pakai kebijakan terobosan industri dan perdagangan. Uang datang. Terutama dari dalam negeri. Ekonominya naik. Itu yang dilakukan oleh China. China ga ngutang," tekan Rizal.
Namun sayang, lmenurutnya pemerintah Indonesia saat ini nyaris tidak melakukan terobosan ekonomi. Parahnya lagi, SMI juga tidak melakukan terobosan dalam pengelolaan utang.
"Yang ada itu mencoba jadi nice girl di depan kreditur seperti IMF dan Bank Dunia. Itu bukan Menteri Keuangan terbaik, tapi Menteri Keuangan terbaik, baik kepada kreditur. Saya ulangi, itu bukan Menteri Keuangan terbaik, buktinya ekonomi Indonesia amburadul. Tapi terbaik, baik sama kreditur," sindir Menko Perekonomian era Presiden RI Abdurahman Wahid ini.
Sementara, imbuhnya, ada cara yang lebih baik untuk me-manage utang. Bukan sekedar menjadi nice boy, nice girl.
"Kami lakukan dulu waktu jadi Menko Perekonomian. Saya tukar hutan dengan utang. Debt to nature swaps sama Jerman. Jerman peduli lingkungan. Saya bilang jangan ngomong doang dah. Saya siapkan sekian ratus ribu hutan di Kalimantan. Jerman potong utang kita, Jerman setuju, kita dapat potongan utang ratusan juta dollar," jelasnya.
Hadir dalam acara itu Ketua Sekber Indonesia, Muhammad Taufik; Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno; Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono, para pejabat teras Gerindra lainnya serta ratusan kader partai yang dipimpin oleh Prabowo Subianto itu.
Kepada mereka, RR memastikan jika keadaan ekonomi bangsa tak kunjung diperbaiki atau malah semakin terpuruk, bisa-bisa Jokowi kalah di Pilpres 2019.
"Kalau nanti Mas Bowo yang jadi Presiden, atau Rizal Ramli yang jadi Presiden, kita lakukan hal yang sama. Negosiasi dengan Eropa, Canada dan Jepang, kita dapat potongan utang perkiraan saya 10 miliar dollar," pungkas RR yang disambut riuh tepuk tangan.
Menariknya, mendengar itu, sebagian kader Partai Gerindra malah meneriakkan RR cocok menjadi Cawapres mendampingi Prabowo.
"Rizal Ramli Cawapres Prabowo," teriak salah satu kader di lokasi yang juga disambut tepuk tangan para hadirin.
- Jika Dibutuhkan, Anggota Holding Siap Bantu Inalum
- Pecahkan Rekor Dunia, Lapas Kedungpane Semarang Gelar Senam Poco-poco
- Fahri Hamzah: Pimpinan PKS Menganggap Hukum Negara Tidak Penting