Kebakaran tragis terjadi di kampung Gembongan RT 02/04, Singopuran, Kartasura, Sukoharjo, Jumat (25/12).
- Sektor Pariwisata jadi Salah Satu Fokus Pemkot Semarang Tahun 2022
- Gelar Operasi Zebra Candi 2024, Polres Tegal Siap Sukseskan Pelantikan Presiden Terpilih
- Pastikan Keamanan, Wakapolres Blora Cek Ruang Tahanan
Baca Juga
Keberhasilan China memimpin pemulihan global akibat pandemi Covid-19 disebut bakal membuat lebih banyak modal asing mengalir ke pasar saham negara itu pada 2021.
Menurut laporan analitis oleh bank investasi dan riset yang dilakukan sejumlah broker sekuritas menunjukkan aliran masuk modal asing ke pasar saham diperkirakan akan lebih tinggi tahun depan, menyusul penurunan pada 2020 akibat pandemi.
Pada hari Senin (28/12), arus masuk bersih yang masuk ke pasar saham A tahun ini tercatat hanya 200 miliar yuan, turun dari 351,7 miliar yuan (53 miliar dolar AS) pada 2019, dan 294,2 miliar yuan pada 2018. Menurut data yabg disajikan choice.eastmoney.com, seperti dikutip dari Global Times, Selasa (29/12).
Penurunan arus modal masuk tersebut sebagian besar terkait dengan rendahnya penghindaran risiko di kalangan investor sebagai respons terhadap perubahan pola ekonomi global akibat pandemi.
Pada 2021, pasar negara berkembang Asia-Pasifik, dipimpin oleh pasar saham-A, diharapkan menarik lebih banyak modal, kata laporan itu.
Investor menarik sebagian modalnya dari pasar China karena dampak epidemi dan gejolak pasar luar negeri, namun tetap mempertahankan tren aliran masuk yang stabil, menurut laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Anxin Securities.
"Dalam jangka panjang akan ada aliran masuk modal asing yang besar ke pasar saham-A karena pertumbuhan ekonomi dan pemulihan China mendapatkan traktat," kata Yang Delong, kepala ekonom di First Seafront Fund Management Co yang berbasis di Shenzhen, kepada Global Times.
Ekonomi China diperkirakan akan tumbuh sebesar 8,2 persen pada tahun 2021, menurut jajak pendapat dari 20 ahli yang disurvei oleh Global Times pada bulan Desember sedangkan ekonomi AS diperkirakan tumbuh sebesar 3,1 persen pada tahun 2021, sementara ekonomi UE diperkirakan akan berkembang pada 5,2 persen, menurut IMF.
Sebuah laporan dari Ping An Securities memperkirakan bahwa dengan langkah penyedia indeks global MSCI untuk lebih meningkatkan bobot saham A China dalam indeks ekuitasnya dan kecepatan pembukaan China yang dipercepat, maka akan ada lebih banyak dana mengalir ke pasar saham daratan.
"Karena pasar A-share terus terbuka, faktor penyertaan saham A dalam indeks internasional seperti MSCI Emerging Markets Index terus meningkat, menarik investor institusi asing untuk mengalokasikan lebih banyak dana ke pasar modal China," kata Yang.
Selain itu, RMB (mata uang resmi Tiongkok) yang lebih kuat juga akan membuat aset RMB lebih menarik, yang juga akan menjadi insentif untuk menarik investasi asing ke China,†tambahnya. Demikian dikutip dari Kantor Berita RMOL.
- Bulan Dana Bakti PMI 2023 di Salatiga Ditarget Rp400 Juta
- Bupati Purbalingga Lepas Keberangkatan Perangkat Desa Ikuti Silatnas di Jakarta
- Drum Band Canka Baladewek Meriahkan Pembukaan TMMD Ke-123 Kodim Tegal