Sangarnya Emak-emak Pasirsari Pekalongan Demo Minta Dibangunkan Tanggul

Puluhan emak-emak RW 4, Kelurahan Pasirsari, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, berdemonstrasi di pinggir sungai Bremi. Mereka menuntut pemerintah membangun tanggul sungai agar tidak lagi kebanjiran maupun kena rob.


Para warga sudah merasakan kondisi itu sejak 2010 hingga saat ini tidak ada perubahan. Khususnya warga di RW 4.

"Sejak 2010, yang dirasakan Ya gimana, di sini sama-sama banjir tapi yang di paving yang di sana. Padahal di sini sangat-sangat membutuhkan sekali dengan adanya tanggul yang permanen," kata warga, Hujanah, Rabu (24/5).

Ia menjelaskan bahwa pemerintah Kota Pekalongan, melalui DPUPR, sudah membangun tanggul permanen hingga meninggikan jalan wilayah tetangga RW 4 . Pembangunan parapet atau tanggul kali bremi itu berlangsung akhir 2022,  pekerjaan itu berhenti di sekitar wilayah RW 4.

Saat ini masih tersisa sekitar 500 meter di wilayah RW 4 yang belum ditanggul. Alhasil, warga memilih untuk membuat tanggul sementara dengan dana swadaya.

"Kita berusaha Swadaya dengan mengumpulkan Rp 5.000, ternyata jebol,  terus diperbaiki lagi. Terkadang kalau robnya tinggi bisa meluap ke atas. Iya itu yang bikin warga sendiri dengan Swadaya dengan sukarela tanpa bayaran," ucapnya.

Hujanah berujar kondisi jalan di RW 5 saat ini masih ada genangan air. Kondisi itu membuat jalan menjadi licin karena air tidak mengalir selama tiga pekan.

Beberapa upaya swadaya warga antara lain membangun tanggul dengan bata ukuran 29 Centimeter. Lalu juga pakai sandbag, tapi sudah hancur saat terkena banjir serta rob.

"Ini yang paling terparah itu dijembatan selatan kurang lebih 30 Cm,  terparah sampai jalan pramuka dari jalan sampai pabean itu tergenang air terus sampai selutut," ujarnya.

Hujanah mendapat kabar pembangunan tanggul akan dilanjutkan pada tahun ini di sebelah timur. Yang belum dibangun sekitar 500 meter yang termasuk wilayah Kelurahan Pasirsari dan Pabean.

"Yang penting masyarakat inti nya ingin diperbaiki seperti yang sebelah barat dan bahwa masyarakat itu sudah tergenang air sudah lama, " ujarnya.

Hujanah berharap aksinya ini didengar DPUPR Kota Pekalongan. Sehingga, di wilayahnya segera dibangun tanggul permanen.

Pendamping warga dari LBH Petanesia yaitu Zaenudin, Didik Pramono dan Arif. Pihak LBH Petanesia berjanji akan menyampaikan aspirasi warga.

"Kami akan menindaklanjuti dengan mengadakan audiensi dengan pemerintah Kota Pekalongan, sehingga ada percepatan pembangunan tanggul," ucapnya.