- Jelang Rekapitulasi Suara, Pj Bupati Batang Ajak Masyarakat Kawal hingga Akhir
- Bawaslu Jateng Ajak Masyarakat Ikut Melakukan Pengawasan Pilkada
- AMP: Duet Prabowo-Rizal Ramli Solusi Bangsa
Baca Juga
Sejumlah tokoh nasional bersilaturahmi ke rumah Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus di Kelurahan Leteh, Rembang, Minggu (12/11).
Sowan yang digelar secara tertutup tersebut untuk curhat ke Gus Mus perihal kondisi bangsa saat ini.
Alif Iman Nurlambang koordinator dalam pertemuan itu mengatakan, para tokoh yang sowan di kediaman Gus Mus ini menamakan diri Majelis Permusyawaratan Rembang atau MPR.
Para tokoh yang hadir antara lain istri mendiang Nurcholish Madjid yakni Omi Komaria Majid, mantan Menag Lukman Hakim Syaifuddin, budayawan Goenawan Mohamad, Nong Mahmada, mantan Wakil Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekasa, dan Prof Sulistyowati Irianto.
Setelah selesai bersilaturahki, kepada pers, Goenawan Mohamad mengatakan, agenda bersama rombongan ke Rembang hanya untuk sowan dan silaturahmi kepada Gus Mus. Selain bersilaturahmi, mereka juga berbagi rasa atas kondisi bangsa yang ia rasakan sekarang ini.
"Kita ke Gus Mus untuk sowan tapi juga untuk berbagi rasa untuk saling menularkan semangat supaya kembali lagi ada kepercayaan, menurut saya kepada sesama. Karena zaman sekarang itu kepercayaan kepada sesama itu sangat tipis," terang Goenawan.
Dia juga mengutarakan beberapa hal. Diantaranya soal kepercayaan yang ada di masyarakat.
"Kedua karena sekarang ini kesetiaan bisa dibeli, suara bisa dibeli, kedudukan bisa dibeli. Jadi apa yang ikhlas itu sudah mengalami. Kalau sebuah masyarakat kehilangan saling percaya ya selesai. Kami ingin itu tercegah, setidaknya di kalangan yang sedikit kelihatannya tapi sebenar banyak pengaruhnya," paparnya.
Omi Komaria Majid menuturkan, Gus Mus adalah sosok guru baginya, setelah sepeninggalan sang suami.
Pihaknya mengaku prihatin atas kondisi bangsa sekarang ini, yang banyak praktik KKNnya. Mengingat praktik KKN itu telah ditentang pada era reformasi 1998 dari berbagai kalangan dan tokoh bangsa Indonesia.
"Itu semua karena dipicu oleh suatu kenyataan, bahwa KKN korupsi kolusi nepotisme yang kita perjuangkan pada Reformasi pada 1998. Dan ntuk kelangsungan negara ini, itu perjuangan tidak ditunaikan secara sungguh-sungguh," ujarnya.
- Mantan Wakil Rektor UBK Minta Presiden Prabowo Rehabilitasi Nama Baik Rachmawati
- Spanduk Gibran di Demak Diprotes Warga
- Tren Anak Muda Solo Swafoto Dengan Baliho Mbak dan Mas Berkacamata