Sekolah Tatap Muka Akan Dilakukan Begitu Masuk Zona Kuning

Delapan bulan sudah Pembelajaran Tatap Muka (PTM) ditutup sementara karena pandemi Covid-19 dan diganti dengan pembelajaran daring.


Delapan bulan sudah Pembelajaran Tatap Muka (PTM) ditutup sementara karena pandemi Covid-19 dan diganti dengan pembelajaran daring.

Gunawan Saptogiri, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang mengatakan, pembelajaran tatap muka akan segera dilakukan begitu Kota Semarang masuk dalam zona kuning. Nantinya PTM juga akan dilakukan secara bertahap dengan evaluasi tiap minggunya.

"Sarana dan prasarana sudah siap, nanti begitu masuk zona hijau atau kuning kita bisa mulai lagi," jelas Gunawan saat ditemui di Kantor Dinas Pendidikan Kota Semarang, Senin(16/11).

Gunawan juga menjelaskan bahwa PTM nantinya di adakan juga atas persetujuan dari orang tua murid. Jika orang tua murid tidak setuju dengan adanya PTM maka peserta didik akan tetap menjalani belajar daring.

"Persetujuan orang tua sudah, kita sudah menyebar angket ada yang setuju dan tidak itu wajar, tapi yang paling penting dalam keadaan apapun peserta didik harus mendapat pembelajaran, misal nanti sudah tatap muka tapi orang tua tidak boleh kita akan tetap memberikan daring sampai nanti lama kelamaan kan akan mengikuti tatap muka," jelasnya.

Nantinya, pada tahap awal, kelas tidak dibuka sepenuhnya. Akan ada beberapa kloter dalam membuka kelas belajar offline. Kelas juga tidak akan di buka selama 6 hari dengan jam belajar full.

Evaluasi juga dilakukan secara rutin setelah kelas dibuka. Gunawan mengaku tidak ingin nantinya akan muncul klaster baru saat PTM dilakukan.

"Tahap awal SD kelas 4,5,6 dulu, setelah jalan beberapa minggu baru kelas di bawahnya, ibarat keran yang tadinya tertutup dibukanya pelan-pelan,karena saya tidak mau ada klaster baru seperti pengalaman di daerah lain,"imbuhnya.

Sistem pembelajaran, menurutnya, akan diserahkan pada kebijakan masing-masing sekolah. Namun tiap sekolah harus tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Untuk sistem belajarnya nanti kita serahkan pada kepala sekolahnya masing-masing, karena tiap sekolah role modelnya beda-beda, kalau banyak bisa di shift, kalau sedikit bisa gunakan ganjil genap setiap Senin sampai Kamis bergiliran, lalu Jumat-Minggu sterilisasi untuk penyemprotan," tambahnya.

Dirinya juga menuturkan bahwa apa yang harus diajarkan pada peserta didik saat awal pertemuan adalah tentang pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan terkait dengan wabah Covid-19.

"Yang pertama diajarkan pada peserta didik adalah tentang covid dulu, harus tahu cara menyikapinya mulai berangkat dari rumah, disekolah maupun sampai pulang dan nanti pembelajaran awal akan bertumpu pada penguatan karakter dulu," pungkasnya. [jie]