Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Jawa Tengah mencatat sektor energi masih menjadi primadona bagi investor yang termasuk dalam penanaman modal asing (PMA) ke provinsi ini.
- Indosat Catatkan Laba Rp1.9 Triliun
- 21 Tahun Kembangkan Biogas Komunal, Samirono Bergeliat dari Lenguh dan Kotoran Sapi
- Dewan Energi Mahasiswa Semarang Serukan Penggunaan BBM Ramah Lingkungan
Baca Juga
"Kalau PMA masih didominasi energi, tetapi kalau PMA dan PMDN secara umum masih industrik tekstil," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, Ratna Kawuri di sela-sela acara Agri Industries for Green Growth and Sustainable Economic Developmen di Hotel Gumaya, Rabu (9/11).
Ia menyebut, salah satu keunggulan Jawa Tengah dalam menjaring investor yakni potensi sumber daya manusianya yang kompetitif.
Kekuatan SDM Jawa Tengah yang sopan, ramah, serta rajin, menurut dia, menjadi salah satu keunggulan.
Pada CJBIF (Central Java Investment Business Forum) 2022, ditargetkan capaian investasi hingga Rp65,54 triliun.
Pada hari pertama gelaran CJBIF, ia mengatakan setidaknya sudah ada 20 kepeminatan dengan nilai investasi mencapai Rp19,3 triliun.
Ia juga menyebut sejumlah investor asal Perancis, Tiongkok, Australia, dan Singapura yang sudah menyatakan ketertarikannya berinvestasi di Jawa Tengah.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah Rahmat Dwi Saputra menambahkan, BI mengambil peran menciptakan iklim kondusif untuk investasi melalui stabilitas makro ekonomi.
“Menjaga inflasi, menciptakan stabilitas nilai tukar, sistem pembayaran yang handal,” kata dia.
Dia melanjutkan, melalui Regional Investor Relations Unit (RIRU) bekerjasama dengan stakeholder untuk lebih banyak menggaet investor ke provinsi ini.
- Ajang Sewindu PR Indonesia, Semen Gresik Raih Penghargaan Bidang Komunikasi Hingga Top 50 Kartini Terbaik
- Kudus Pendulang Inflasi Tertinggi di Jateng
- Kumpulkan Investor, Grand Batang City Temukan Langsung dengan BUMN