Selama pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) di Kota Semarang, Pemkot Semarang terus menggelar rapid test di banyak tempat.
- Dua Warga Luar Semarang Positif Omicron Masih Dirawat
- Kadinsos Upayakan Segera Tangani Bayi Kembar Kelainan Jantung di Grobogan
- Bupati Sragen: Pemkab Lindungi Ribuan Pekerja Rentan Dengan BPJS Ketenagakerjaan
Baca Juga
Hal tersebut guna melakukan skrining penyebaran Covid-19 di Kota Semarang diantaranya tempat-tempat yang masih menjadi titik kerumunan di Kota Semarang, seperti pasar rakyat, area fasilitas umum, juga jalur padat pengendara kendaraan bermotor.
Dengan upaya digelarnya rapid test kepada masyarakat pada masa PKM di Kota Semarang ini, diharapkan pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 akan dapat semakin ditekan.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi saat meninjau pelaksaan rapid test di wilayah Tlogosari, Kota Semarang, Selasa (12/5/2020).
Dengan upaya skrining yang dilakukan, Pemerintah Kota Semarang bisa mendapatkan pemetaan wilayah secara lebih spesifik, apabila ditemukan ada yang berpotensi terkonfirmasi positif Covid-19.
"Seperti hari ini di wilayah Tlogosari yang kita temui tidak tertib menggunakan masker, langsung kita arahkan untuk melakukan rapid test," terang Wali Kota Semarang tersebut.
"Harapannya tentu tidak ada yang positif, seperti yang di Tlogosari ini semua yang dites hasilnya negatif. Tapi tetap bahwa memakai masker itu penting pada saat ini, jadi tidak boleh menyepelekan," tegasnya.
Sementara itu di tempat terpisah, rapid test juga dilaksanakan Gugus Tugas Penangangan Covid-19 Kota Semarang di Pasar Karangayu, Kota Semarang.
Sama seperti di lokasi sebelumnya, di Pasar Karangayu juga tidak ditemukan masyarakat dengan hasil positif, setelah dilakukan rapid test.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Abdul Hakam menyampaikan, hingga saat ini telah ada sekitar 10.000 rapid test dilakukan di Kota Semarang.
Sedangkan ke depannya ditargetkan masih ada hampir 3.000 rapid test di Kota Semarang kepada masyarakat.
"Rapid Test dilakukan secara random atau acak kepada kelompok masyarakat yang berada pada area publik yang rawan," ujar Hakam.
Hakam menyebutkan, selama diberlakukannya PKM di Kota Semarang, angka Covid-19 cenderung turun merujuk pada angka konfirmasi positif dan PDP yang jumlahnya terus berkurang.
Dimana pada hari Selasa, 12 Mei 2020 angka penderita Covid-19 positif di Kota Semarang turun lagi ke angka 55 orang, sedangkan PDP juga turun di angka 82 orang, setelah sebelumnya pada tanggal 10 Mei 2020 masih tercatat 248 orang.
"Tapi kondisi saat ini masih harus dijaga dengan masyarakat melakukan physical distancing dan tertib menjalankan ketentuan PKM di Kota Semarang. Jangan sampai ada euforia sementara waktu ini, karena masih bisa berpotensi terjadi peningkatan angka Covid-19 di Kota Semarang, jika masyarakat kemudian tidak tertib," tekannya.
- Bandara Ahmad Yani Gelar Pelayanan Kesehatan Keliling
- Vaksinasi Di Karimunjawa Ditargetkan Rampung Tiga Hari
- Kampanye Gemarikan Sasar Desa Lokus Penanganan Stunting