Pelajar Indonesia kembali menorehkan prestasi gemilang di ajang talenta internasional. Yang mengejutkan, satu dari empat pelajar tanah air bertalenta ini adalah Mujib Ahmad Kurniawan dari SMA Negeri 1 Kudus yang berkompetisi dalam International Earth Science Olympiad (IESO) ke-17 di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok.
- Kapal Penumpang di Bangladesh Tabrak Pengangkut Pasir
- Kesehatan Mahathir Mohamad Semakin Membaik
- Nigeria Protes ke Indonesia Usai Beredar Video Diplomatnya Dianiaya
Baca Juga
Mujib Ahmad Kurniawan bersama tiga siswa Indonesia yang tergabung dalam Tim Olimpiade Ilmu Kebumian Indonesia, sukses membawa pulang ke Indonesia dengan tiga medali perak dan lima medali perunggu pada ajang IESO.
Selain Mujib dari SMAN 1 Kudus, tim olimpiade yang berlangsung sejak 7 Agustus hingga 16 Agustus 2024 juga diperkuat oleh Sanny Onggiesty Dassaniya dari SMAS Darma Yudha Pekanbaru, Thomas Chrisant Denen dari SMAS Kristen Immanuel Pontianak dan Ammara Shifa Andini dari MAN 2 Kota Malang.
Tentu saja prestasi gemilang yang ditorekan sejumlah pelajar Indonesia ini, menjadi kado spesial di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia. Deretan prestasi empat pelajar Indonesia ini pun mendapat apresiasi Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Prestasi adik-adik menjadi momentum membanggakan bertepatan dengan HUT ke-79 RI,” ujar Kepala Puspresnas Kemendikbudristek, Maria Veronica Irene Herdjiono saat dimintai keterangannya, Senin (1/8).
Tak lupa, Maria Veronica pun mengucapkan selamat kepada empat pelajar Indonesia yang sudah berjuang dan mengharumkan nama Indonesia di ajang IESO.
Ammara Shifa Andini dari MAN 2 Kota Malang, Sanny Onggiesty Dassaniya dari SMAS Darma Yudha), Thomas Chrisant Denen dari SMAS Kristen Immanuel Pontianak, dan Mujib Ahmad Kurniawan dari SMA Negeri 1 Kudus. (istimewa)
Sementara itu, Tim Olimpiade Ilmu Kebumian Indonesia peraih medali di ajang IESO 2024, yaitu Sanny Onggiesty Dassaniya dari SMAS Darma Yudha Pekanbaru meraih medali perak dalam kompetisi individual. Selanjutnya Thomas Chrisant Denen dari SMAS Kristen Immanuel Pontianak dan dan Ammara Shifa Andini dari MAN 2 Kota Malang meraih perunggu.
Kemudian untuk kompetisi beregu ITFI (International Team Field Investigation), Sanny Onggiesty Dassaniya kembali meraih medali perunggu. Sedangkan di kompetisi beregu ESP (Earth System Project), medali perak diraih Mujib Ahmad Kurniawan dari SMA Negeri 1 Kudus.
Dalam kompetisi ESP yang sama, tiga medali perunggu juga diraih oleh Sanny Onggiesty Dassaniya, Ammara Shifa Andini dan Thomas Chrisant Denen.
Total medali yang raih Indonesia pada ajang IESO ke-17 adalah sebanyak 8 medali, yang terdiri dari atas tiga medali perak dan lima medali perunggu.
Sejumlah pelajar yang mewakili Indonesia pada IESO tahun ini, sebelumnya merupakan siswa yang dijaring dari pemenang Olimpiade Sains Nasional (OSN) Bidang Ilmu Kebumian Tahun 2023. Mereka kemudian menjalani seleksi dan pembinaan tiga tahap yang difasilitasi oleh Puspresnas Kemendikbudristek.
Agus Sirojudin selaku Ketua Tim Pembinaan Peserta dan Kompetisi Internasional menyambut kedatangan delegasi Indonesia pada ajang IESO di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. (istimewa)
Tentu saja keberhasilan Tim Olimpiade Kebumian Indonesia pada IESO 2024 tak lepas dari pendampingan yang dilakukan Ichsan Ibrahim dari STMIK Indonesia Mandiri (Leader Mentor), Yan Restu dari Universitas Gadjah Mada (Mentor) dan Ergy Amar Rifqi dari Pusat Prestasi Nasional (Observer).
Koordinator Pembina IESO, Ichsan Ibrahim menambahkan, empat pelajar tersebut sudah berjuang dengan gigih untuk membawa pulang medali ke tanah air.
“Alhamdulillah berlangsung dengan baik. Tim olimpiade kita bisa mengikuti lomba dengan sehat dan sungguh-sungguh. Usai berlomba tidak berarti mereka berhenti untuk belajar tentang earth science. Mereka diharapkan menjadi saintis ilmu kebumian di masa depan yang bisa berkolaborasi secara internasional,” jelas Ichsan.
Dalam kesempatan yang sama, Sanny Onggiesty Dassaniya mengaku bersyukur bisa mempersembahkan prestasi untuk Indonesia. Ia sangat senang bisa meraih tiga medali di IESO serta mendapat pengalaman berharga.
Ungkapan senada juga dikatakan Thomas Chrisant Denen. Ia pun menceritakan pengalamannya saat mengikuti ajang IESO 2024.
“Perjalannya panjang dari mulai OSN lalu mengikuti pembinaan tiga kali dari Puspresnas. Selama di sana, kami banyak bertemu teman-teman dari berbagai negara,” kata Thomas.
Untuk diketahui, IESO ke-17 tersebut diselenggarakan di Beijing Republik Rakyat Tiongkok. Peking University (PKU) menjadi tuan rumah penyelengara tahun ini. IESO 2024 bertema “Big Data for Our Earth” ini diikuti 34 negara peserta dan 1 negara pemantau yakni Kenya.
IESO adalah ajang kompetisi siswa pra-perguruan tinggi atau sekolah menengah dalam bidang ilmu kebumian. Kompetisi yang yang meliputi pengetahuan mengenai geosfer (geologi dan geofisika), hidrosfer (hidrologi dan oseanografi), atmosfer (meteorologi dan klimatologi) dan sains keplanetan.
Kompetisi ini dipayungi oleh the International Geoscience Education Organization (IGEO). Lembaga tersebut merupakan suatu organisasi internasional beranggotakan para pendidik, organisasi, institusi pendidikan ilmu kebumian di seluruh dunia untuk tingkat pra-perguruan tinggi maupun perguruan tinggi.
Selain berkompetisi, para peserta mendapatkan kesempatan mempelajari budaya negara setempat melalui program budaya dan kunjungan ke beberapa lokasi wisata di negara tuan rumah yang menjadi cagar budaya.
Kunjungan tersebut dilakukan di Summer Palace, Great Wall, Olympic Forest Park, Pearl Pavilion, Jade Exhibition Hall, yang menampil kehidupan dan budaya tradisional maupun modern di Tiongkok.
Total medali yang diraih Indonesia pada ajang IESO ke-17 sebanyak 8 medali yakni tiga medali perak dan lima medali perunggu. (istimewa)
- Indonesia-Malaysia Rancang Diplomatic Notification Untuk TKI
- Ini Arti Lain Asian Games 2018 Bagi Korea Utara
- Joe Biden Cemas Dengan Sebaran Varian Delta Di AS