Akibat lapuk dimakan usia dua atap ruang SDN 1 Gedangan Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan Jawa Tengah ambrol. Beruntung tidak ada korban jiwa saat insiden berlangsung.
Pengakuan Kepala Sekolah Evie Tri Setyo, sehari sebelumnya, Kamis (18/7) para guru sempat melakukan rapat di ruang tersebut. Ada kesepakatan untuk memindahkan arsip ke ruang lainnya di ruang ujung.
"Ada perasaan tidak nyaman saat membuka pintu ruangan tersebut. Namun rapat tetap kita laksanakan di sana, karena ruangan tersebut merupakan kantor sekolah," ujarnya, Sabtu (20/7) siang.
Dia mengatakan, di hari saat insiden terjadi, Jumat (19/7), ia sempat memasuki ruang tersebut namun hanya beberapa saat kemudian meninggalkan lokasi sekolah. Namun baru beberapa saat meninggalkan sekolah ia mendapat telepon atap kelas ambrol.
"Perkiraan saya yang ambrol penutup sekat yang kemarin barusan dipasang, namun saat tiba di lokasi langsung lemas, ternyata dua atap ambrol berserakan," ulasnya.
Hingga saat ini, kondisi ruangan masih dipenuhi dengan puing-puing, reruntuhan.
"Demi keselamatan para guru, tidak kami diijinkan membuka ataupun masuk dalam ruangan tersebut, karena kondisinya memprihatinkan. Untuk sementara tiga ruangan rawan kami batasi dengan tali rafia," terangnya.
Ia mengaku bingung untuk mengatur ruangan, saat kegiatan belajar mengajar aktif nantinya, akan tetapi dia berencana meminjam balaidesa sebagai ruang pembelajaran siswa sementara.
"Untuk kelas satu dan dua, nanti bergantian masuk siang, sementara kelas lima belajar di balaidesa, ataupun sekolah di ruang terbuka," ujarnya.
Dari prasasti tertulis, SD tersebut dibangun secara swakelola pada tahun 2015 lalu. Sebelumnya, sekolah tersebut sempat beroperasi di samping balaidesa Gedangan.
"Karena dapatkan DAK saat itu, dibangunlah tiga ruangan di tahun 2015 dan tahun 2018 kembali dibangun tiga ruang lainnya," terang Evi.
Saksi mata kejadian Yanto (40) menyebut ia sempat kaget saat kejadian ambrol berlangsung. Saat itu dirinya sedang melakukan perbaikan gudang.
"Tiba-tiba ada suara gemuruh ambrol, paling sekitar dua detik, dua ruang yang tadinya tertutup plafon porak poranda," ujarnya.
Ia mengatakan, karena kondisi bangunan tertutup plafon sehingga tidak disadari ada bahaya mengancam. Terlebih banyak kayu yang lapuk pada atap plafon.
"Meski atap ruang kelas VI belum jebol namun jika dilihat dari ruang kelas lima, tampak pada atap kayu-kayu sudah diserang rayap, sehingga menghawatirkan jika ditempati," katanya.
Terlebih, lanjutnya, kondisi tembok sudah cembung akibat adanya tekanan genting dan atap. "Kuda- kuda juga sudah tak lurus akibat tekanan dan lapuk," pungkasnya.
- Seleksi UTBK-SNBT 2025, Undip Sediakan Fasilitas Ujian Khusus Penyandang Disabilitas
- Menata Impian Lolos Sekolah Kedinasan Dan TNI-POLRI
- Gubernur Jateng Alokasikan Rp4 Miliar Untuk Perbaikan Jalan Di Larangan