Sempat Ditolak, Baksos Lions Club Sukses Dengan 300 Pasien

Bakti sosial (baksos) berupa pengobatan gratis yang digelar Lions Club International District 307 B2 Indonesia, sempat kisruh karena mendapat penolakan warga. Namun akhirnya berjalan sukses dengan diikuti sekitar 300 warga yang berobat.


"Baksos pengobatan gratis ini kami selenggarakan murni sosial untuk masyarakat. Rencana kami gelar di desa Pengkol Nguter, persiapan sudah selesai tapi sehari sebelum acara saat panitia mau pasang tenda dan backdrop dilarang oleh pemuda setempat dengan alasan tidak mau ada keterlibatan pemerintah dalam kegiatan ini. Ini murni baksos Lions Club, kalaupun ada logo pemkab Sukoharjo karena kita berlokasi di Sukoharjo," ungkap Presiden Lions Club Solo Harmoni, District 307 B2 Indonesia, Zaenal Mustofa, Minggu (19/8).

Karena persiapan sudah matang, dokter spesialis sudah siap bahkan tenda yang dipinjam Brigif Mekanis 6/2 Kostrad, Mojolaban, siap terpasang, maka lokasi dialihkan ke dukuh Klaruan, Desa Palur Mojolaban. Sedikitnya lima dokter spesialis dan beberapa dokter umum maupun dokter dari Brigif dilibatkan dalam baksos kali ini.

"Lokasi kita pindah ke desa Palur, kepala desa dan masyarakat sangat mendukung. Meski dadakan tapi warga banyak yang datang," imbuh Zaenal.

Diduga penolakan warga Nguter ada hubungannya dengan sikap apatis masyarakat Nguter khususnya yang terdampak limbah bau PT RUM, pada pemerintah Kabupaten Sukoharjo. Namun penolakan tersebut tidak menyurutkan Lions Club Solo Harmoni untuk terus berkegiatan sosial.

"Lions Club Solo Harmoni merupakan kelompok terbaru di Solo. Baru berdiri Mei tahun ini dan ini kegiatan perdana kami. Kami tidak patah semangat dan akan terus berkegiatan sosial," tandasnya.