Sempat Memicu Inflasi, Bawang Putih Mulai Turun Harga

Memenuhi kebutuhan  masyarakat terkait bawang putih yang menjadi salah satu kebutuhan utama  bumbu dapur, Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta, Subagiyo, sampaikan  Pemkot Surakarta telah mengajukan  permintaan 14 ton bawang putih kepada  Pemprov Jawa Tengah untuk kebutuhan selama Ramadan 2019.


Jenis bawang putih yang diminati masyarakat adalah jenis bawang putih kating. Pasalnya dari segi rasa jauh lebih enak dibandingkan bawang putih jenis lainnya semisal Sinco yang harganya hanya Rp. 30 ribu. Padahal untuk bawang jenis kating harganya sempat mencapai Rp. 70 ribu per kilo

"Yang menjadi primadona adalah bawang putih jenis kating, dibandingkan dengan jenis sinco yang harganya jauh lebih murah dibandingkan jenis kating," jelasnya, Kamis (9/5).

Sebelumnya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo telah menggelar inspeksi mendadak (sidak) harga sembako di beberapa pasar tradisional yang ada di  Kota Solo. Diantarnya Pasar Nusukan, Pasar Legi dan Pasar Gede.

Disampaikan  Kepala Tim Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah dan Layanan Administrasi (SPPURLA) Bank Indonesia (BI) Surakarta, Bakti Artanta, seperti tahun sebelumnya tren inflasi empat selalu tinggi di setiap momen Ramadan dan Lebaran.

"Kita melakukan mapping kebutuhan apa saja yang harus di perhatikan," paparnya.

Salah satunya terkait tingginya harga bawang putih. Saat ini impor bawang putih sudah mulai dibuka.

Sebelumnya harga bawang putih diangka Rp. 70 ribu perkilo, kini seminggu terakhir sudah mulai turun di kisaran harga Rp.50 ribu - Rp.55 ribu perkilonya di Pasar Gedhe.

"Ini menjadi angin segar tentunya, karena  beberapa waktu terakhir bawang putih menjadi andil terbesar dalam inflasi di Kota Solo. Kalau masih ada yang jual mahal kemungkinan itu stok yang lama. Kalau stok baru pasti sudah turun, karena dari suplier sudah turun," pungkasnya.