Seni Kontemporer Indonesia Tak Melulu Dari Perspektif Barat

Seni kontemporer tidak harus selalu dihubungkan dengan cara pandang negara-negara barat.


Hal tersebut diungkap oleh Pakar Performance Art asal Yogyakarta, Iwan Wijono, dalam lokakarya bertajuk 'Multidimensional Performative Art' di Waduk Universitas Diponegoro, Semarang.

"Bahwa Nusantara memiliki konteks spiritual yang sangat kuat. Kearifan lokal yang dimiliki oleh Indonesia, menjadi sumber inspirasi dan kreatifitas yang dapat dimanfaatkan oleh seniman," kata Iwan, Minggu (5/5) sore.

Iwan menerangkan, seniman kontemporer lebih mencari pencapaian konteks baru pada setiap kesempatan. Artistik dan estetikanya, lanjut Iwan, muncul pada ruang maupun publik di mana  karya itu tampil.

"Tidak tergantung dari satu atau lebih jenis media seninya, dan tidak tergantung kepada ruang seni saja untuk  ditampilkannya, apalagi di zaman yang serba digital dan online hari ini," ungkapnya.

Dalam pemahaman  lebih jauh, Iwan mengatakan bahwa seniman adalah pencipta. Menurut dia,  hidup seniman adalah medium kesenian dan kehidupan ini adalah galeri.

"Dengan  kesadaran  baru ini, menjadi  sangat banyak kemungkinan  baru untuk membuat karya dan  event. Kesenimanan, pengkaryaan, ruang dan waktu, menjadi banyak kemungkinan sesuai kebutuhan kreatif sang seniman," paparnya.

Dalam lokakarya tersebut, beberapa karya dipresentasikan oleh peserta. Peserta mengeksplorasi segala kemungkinan pada tubuh mereka dan ruang sekitar.

Dari berbagai presentasi karya tersebut, banyak persoalan diangkat seperti, Ekologi, politik, spiritual, korupsi, masalah personal, dan kritik terhadap pemerintahan.