Wali Kota Semarang Minta Masyarakat Saling Tenggang Rasa

Pemerintah Kota Semarang menggelar prosesi Dugderan yang menandai datangnya bulan Ramadhan 1443 Hijriah.


Wali Khota Semarang, Hendrar Prihadi menabuh bedug sebagai tanda akan dimulainya bulan Ramadhan. 

Setelah itu dilanjutkan dengan mengalungkan selendang pada leher warak ngendog yang dibuat secara animatronik. Usai prosesi, ada defile dari masing-masing Kecamatan di Kota Semarang sebagai bentuk partisipasi dalam memeriahkan Dugderan.

“Alhamdulilah hari ini meskipun belum bisa ada arak-arakan di jalan tapi sudah ada kemeriahan dan yang penting tetap prokes. Dan kita juga sudah mulai mengadakan kegiatan besar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, usai melangsungkan prosesi Dugderan di Balaikota Semarang.

Hendi, sapaan akrab Walikota Semarang, berpesan kepada masyarakat agar bis a menjalankan ibadah puasa dengan baik. 

Bahkan ibadah solat tarawih di masjid maupun tarawih keliling pun sudah diperbolehkan dengan kapasitas tempat ibadah maksimal 75 persen dan penerapan protokol kesehatan dengan ketat.

Hendi juga menekankan dalam bulan Ramadhan kali ini ia meminta semua warga baik yang menjalankan ibadah puasa atau yang tidak menjalankan puasa bisa saling menghormati dan tenggang rasa.

“Artinya tidak perlu ada sweeping restoran atau tempat makan di siang hari itu tidak perlu jadi saling menghormati. Semoga ibadah puasa di Ramadhan kali ini berjalan baik dan lancar,” jelasnya.