Lembaga Penelitian Masyarakat Milenium (LPMM) mendapati respon dari
publik yang merasakan ekonomi rumah tangganya memburuk selama masa
setahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
- Penjualan Terios Ditargetkan Meningkat 20 Persen di Jateng
- Roy Suryo Kritisi Larangan Medsos untuk Berdagang
- Jalan Desa Kadiwono Dulu Rusak dan Berbahaya, Kini Mulus Berkat Bantuan Infrastruktur dari Semen Gresik
Baca Juga
Lembaga Penelitian Masyarakat Milenium (LPMM) mendapati respon dari publik yang merasakan ekonomi rumah tangganya memburuk selama masa setahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Direktur Eksekutif LPMM, Daniel Zafnat Paneah mengatakan, pihaknya melakukan survei via telpon kepada 1.324 masyarakat berumur 17 tahun ke atas yang tersebar di 420 kabupaten/kota di Indonesia.
"Hasil temuan survei menunjukkan kondisi ekonomi rumah tangga saat ini lebih buruk selama satu tahun penyebaran Covid-19," ucap Daniel dalam jumpa pers virtual, Kamis (11/2), dikutip dari Kantor Berita RMOL.
Dari 1.324 responden, Daniel menyebutkan ada 52,6 persen masyarakat yang menjawab lebih buruk ekonomi rumah tangganya, dan 9,2 persen jauh lebih buruk. Sehingga jika di total yang merasakan ekonominya buruk ada 61,8 persen.
Sementara itu, masyarakat yang merasa lebih baik ekonomi rumah tangganya hanya sebanyak 8,6 persen dari total responden 1.324 masyarakat, dan terdapat 29,6 persen mengaku tidak ada perubahan ekonomi.
Dari data ini, Daniel menilai ketidakstabilan kondisi perekonomian akibat pandemi Covid-19 semakin dirasakan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya rumah tangga.
"Konsumsi rumah tangga, sebagai penopang utama perekonomian melambat secara signifikan, dimana pada akhirnya memengaruhi kinerja industri dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengahâ€.
Beriringan dengan itu, LPMM juga menemukan sebanyak 38,9 persen responden menyatakan pendapatan menurun atau tidak ada pendapatan karena terjadi PHK atau pemotongan gaji.
"Dan sebanyak 40,7 persen karena penurunan penghasilan dari usaha mandiri atau wiraswasta. Sementara 20,4 persen menyatakan kehilangan pendapatan karena makin minim pekerjaaan serabutan akibat pembatasan mobilitas masyarakat," sambungnya.
"Ini menunjukan bahwa akibat PSBB terjadi kontraksi pendapatan karena adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), pengurangan gaji, dan penurunan laba usaha," demikian Daniel.
Survei Lembaga Penelitian Masyarakat Milenium ini dilakukan mulai tanggal 5-16 Januari 2021, yang memiliki margin of error kurang lebih 2,7 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Adapun surveyor yang melangsungkan survei via telpon dipilih yang sudah terlatih. Karena, survei ini menggunakan metode Home Location Register (HLR).
**
- CitraSun Garden Tawarkan Tipe Rumah Terbatas Mulai Rp2 M
- Ribuan Pohon Kelapa di Rembang Mati Diserang Hama Kwangwung
- David Hidayat : Sido Muncul Genjot Penjualan Pada Semestar II Tahun 2021